INDOSPORT.COM - Asisten pelatih Arema FC, Charis Yulianto, mengaku sempat tidak setuju dengan kebijakan tanpa degradasi dalam lanjutan kompetisi Liga 1 2020, Oktober mendatang.
Sebagaimana SK sebelumnya, PSSI memastikan untuk menghapus tiga slot degradasi bagi tim terbawah. Artinya, kontestan Liga 1 tetap terdiri dari 18 tim plus dua tim promosi dari Liga 2.
Namun, Charis Yulianto awalnya kurang sreg dengan kebijakan tersebut. Bagaimana pun, kompetisi sepak bola memang sudah seharusnya menerapkan degradasi untuk menjaga kualitas tetap kompetitif.
"Saya sendiri sebenarnya tidak setuju. Karena tanpa degradasi, Liga 1 akan kurang menarik," ujar bek legendaris Arema di era Liga Indonesia tersebut.
Namun, pihaknya tetap mengikuti segala kebijakan PSSI lantaran semua klub juga akan mengalami hal serupa dalam situasi sulit berupa pandemi virus corona.
"Ya semua itu sudah aturan dari PSSI. Kami tinggal mengikuti saja karena menyangkut dengan situasi yang seperti ini," tukas Charis Yulianto.
Arema FC sendiri mematok target tinggi dengan minimal runner-up untuk bisa lolos ke kompetisi Asia musim depan. Sehingga, kebijakan tanpa degradasi tidak terlalu berpengaruh pada target tim Singo Edan.