INDOSPORT.COM - Tiga rekor mengerikan tercipta kala Maurizio Sarri selama jadi pelatih raksasa Serie A Liga Italia, Juventus. Bukan sebagai faktor dirinya bisa bertahan, ini justru membuat ia wajib untuk ditendang.
Si Nyonya Tua bisa saja menangkan Scudetto musim ini sekaligus membuat torehan prestasi manis mereka dalam sembilan musim secara beruntun. Walaupun terlihat membahagiakan, bukan berarti pencapaian ini terlihat membanggakan, pasalnya Sarri justru menjadi noda atas kegemilangan itu.
Bagaimana tidak? Dalam rekam jejak pencapaian sembilan gelar Serie A Liga Italia terakhir, musim ini menjadi momen neraka karena merupakan yang terburuk. Melansir laman berita Goal International, imbas eks juru latih Chelsea itu Juventus kehilangan 21 poin sepanjang musim yang merupakan terburuk sejak AS Roma (1982-1983).
Itu bukanlah satu-satunya rekor menyedihkan yang dibuat oleh Sarri, masih ada dua hasil buruk yang sudah dibawanya ke Turin musim ini. Sebut saja koleksi 83 poin yang catatkan jumlah paling kecil dibandingkan satu dekade terakhir dan jumlah kebobolan tinggi.
21 - #Juventus dropped 21 points from leading positions in Serie A this season, the most points dropped by a title winner in the competition's history, overtaking Roma's 20 in 1982-83. Return.
— OptaPaolo (@OptaPaolo) August 2, 2020
Setidaknya Juventus mencatatkan selisih gol berjumlah 33 yang notebene tunjukan betapa buruknya sepak terjang mereka musim ini. Hasil mengecewakan itu termasuk jumlah kekalahan terbanyak (tujuh kali) dan selisih poin tipis dari dua klub rival yakni Inter Milan (82 poin) dan Atalanta (78 poin).
Kinerja buruk Sarri tak hanya berdasarkan tiga pencapaian memuakkan di kompetisi kasta atas Negeri Pizza, melainkan juga prestasi domestik. Seperti diketahui Juventus sudah kehilangan Piala Super Italia dan Coppa Italia, sehingga kini hanya tersisa Liga Champions.
Titel juara kompetisi terakbar seantero Benua Biru bisa saja membuat sosok Sarri masih layak bertahan di Allianz Stadium. Tapi patut diingat, ia tak punya prestasi di kancah turnamen terakbar Eropa dan Juve tergolomg susah menangi kejuaraan ini sejak tahun 1996 silam.
Apalagi upaya Bianconeri untuk juara nanti berpotensi terhenti karena lawan main babak 16 besar Liga Champions, Lyon telah memimpin 0-1 di leg pertama. Tak heran potensi gagal disini dan kemungkinan mengecewakan di Serie A Liga Italia lanjutan bisa membuat posisi Sarri tak akan bertahan lama bareng Juventus.