INDOSPORT.COM - Gelandang Bhayangkara FC, Lee Yoo-joon, mengaku iri dengan sepak bola Korea Selatan yang sudah berlanjut sejak Mei lalu meski ada pandemi virus corona. Hal itu membuatnya berpikir pulang kampung dan bermain di klub Korea Selatan.
Lee menilai, PSSI selaku federasi sepak bola Indonesia terlalu lamban mengambil keputusan dan menentukan protokol maupun regulasi baru untuk melanjutkan Liga 1 2020. Bahkan, hingga kini sejumlah wacana regulasi tak kunjung disahkan, padahal liga dimulai Oktober nanti.
"Sudah sejak Mei lalu. Sejujurnya pada saat K-League mulai, Indonesia masih belum ada kepastian apakah Liga 1 akan lanjut atau bubar. Pada saat itu, saya ingin sekali kembali ke Korea karena saya benar-benar ingin sekali kembali bermain dalam pertandingan," ujar Lee Yoo-joon.
"Saya merasa mereka (pemain) sangat beruntung karena KFA (PSSI Korea Selatan) sangat cepat dan tanggap dalam mengambil keputusan, menetapkan regulasi dan peraturan baru. Sehingga, tak ada yang merasa dirugikan," imbuh pemain yang tengah mengurus proses naturalisasi menjadi WNI ini.
K-League sejatinya dimulai akhir Februari lalu, tapi ditunda karena negara tersebut mengalami krisis akibat virus corona saat itu. Korea Selatan memang jadi salah satu negara yang paling awal terpapar COVID-19 selain China, Singapura, Iran, Italia, dan Spanyol.
Berselang dua bulan kemudian, kondisi di sana mereda dan aktivitas normal sudah bisa dilakukan. Alhasil, Federasi Sepakbola Korea (KFA) mempersilakan sepak bola dimainkan dengan protokol kesehatan ketat dan tanpa dihadiri penonton.
Selama vakumnya Liga 1 2020, Lee Yoo-joon tetap berada di Jakarta dan berlatih mandiri. Sesekali, ia menyambangi Stadion PTIK untuk berlatih bersama beberapa pemain Bhayangkara FC lain guna menjaga kondisi fisik menjelang restart kompetisi.