Roman Abramovich, Jualan Mainan Murah Sampai Beli Klub Liga Inggris
Roman Abramovich dikenal luas oleh publik sebagai pemilik atau lebih tepatnya ‘penyelamat’ klub Liga Inggris, Chelsea. Ia adalah sosok yang berhasil mengangkat derajat The Blues hingga punya nama besar seperti sekarang.
Akuisisinya terhadap Chelsea pada tahun 2003 kemudian meningkatkan ketertarikan publik Rusia terhadap sepak bola Inggris, meski sebenarnya klub asal London tersebut sudah cukup terkenal, meski sedikit, berkat Dmitri Kharine, pemain yang berposisi kiper pada periode 1992 sampai dengan 1999.
Di sisi lain, kedatangan Abramovich di Chelsea memang disambut banyak orang dan para insan sepak bola dunia, tapi tak sedikit pula yang melempar tanggapan kecut ke arahnya, salah satunya eks wali kota Moscow, Yuri Luzhkov.
“Abramovich membeli Chelsea bukanlah tindakan yang bagus untuk atmosfer spiritual kami. Hal tersebut untuk keuntungan pribadi dan bagi kami yang dilakukannya itu tak lazim,” ucap Luzhkov seperti dikutip dari artikel Goal Internasional pada tahun 2009.
Abramovich membeli The Blues dengan harga 60 juta poundsterling pada zamannya dan berhasil mengubah klub tersebut dari yang biasa saja sampai besar dan diakui di kancah Liga Inggris.
Keputusannya tersebut pun juga sedikit dipengaruhi oleh mantan pelatih Timnas Inggris, Sven-Goran Eriksson. Sempat akan membeli Tottenham Hotspur, berkat rekomendasi Eriksson akhirnya Abramovich memilih Chelsea.
"Saya pergi berlibur dan tangan kanan Abramovich menelepon saya. Ia ingin membeli klub London antara Tottenham atau Chelsea. Lalu saya katakan jika ia ingin menang, belilah Chelsea karena haya perlu merombak sebagian skuatnya ketimbang Tottenham," kata Eriksson.
Sebelum Roman Abramovich, Chelsea memang hanya dianggap tim medioker di Liga Inggris, walaupun mereka memiliki sejumlah pemain seperti Dmitri Kharine, Gianfranco Zola, Tore Andre Flo, Gustavo Poyet, dan Gianluca Vialli yang juga merangkap sebagai pelatih.
Dengan demikian, memang benar apa yang dikatakan Sven-Goran Eriksson bahwa Abramovich tak perlu repot-repot merombak banyak hal. Yang perlu dilakukannya adalah memberi kucuran dana segar untuk membangun klub menjadi lebih baik.
Selain finansial, Abramovich sejatinya juga mencurahkan perhatian yang mendalam untuk Chelsea, salah satunya ditunjukkan dengan seberapa seringnya ia datang menyaksikan pertandingan tim secara langsung di stadion.
Tak hanya itu, ia bahkan menyempatkan diri datang ke ruang ganti untuk menyapa para pemain. Hal ini pula yang membuat Chelsea terus maju dan Abramovich pun menjadi idola di kalangan suporter yang melihat kebaikan hatinya.
Sayangnya, kebiasaan tersebut berhenti dilakukannya sekitar tahun 2007 silam. Kabar santer menyebut alasan di balik mulai berkurangnya kunjungan Abrahamovich adalah hubungannya yang tak akur dengan manajer saat itu, Jose Mourinho.
Waktu pun terus berlalu dan meski sudah berkali-kali diberitakan akan menjual Chelsea, hingga kini nyatanya Roman Abramovich masih betah mempertahankan klub yang telah lama dibinanya tersebut.