INDOSPORT.COM - Klub Serie A Italia, AC Milan, harus berpintar-pintar berstrategi untuk bisa mendapatkan Tiemoue Bakayoko dari Chelsea pada bursa transfer musim panas ini.
AC Milan beberapa waktu lalu dikabarkan berminat kembali mendatangkan Tiemoue Bakayoko setelah dirinya berhasil tampil impresif bersama AS Monaco sepanjang musim 2019/20 ini.
Meskipun berhasil tampil moncer bersama tim yang membesarkan namanya itu, Bakayoko diketahui merupakan salah satu pemain yang dianggap sebagai pembelian terburuk Chelsea selama satu dekade terakhir.
Dilansir dari Express pada Juni lalu, AC Milan berminat kembali mendatangkan Bakayoko dengan status permanen setelah sebelumnya dirinya sempat bermain di San Siro dengan status pinjaman pada musim 2018/19 lalu.
Namun, mengingat kebutuhan tim yang juga besar di bursa transfer musim panas ini, manajemen I Rososneri pun mesti pintar-pintar mengatur strategi agar tidak merugi.
Melansir laman MilanNews, sebetulnya ada jalan yang bisa dipilih Milan untuk bisa mendapatkan keuntungan maksimal dalam transfer Tiemoue Bakayoko.
Seperti diketahui, Bakayoko dibeli Chelsa dari Monaco secara permanen pada 2017 seharga 40 juta euro. Namun, setelah musim yang buruk, pada 2018-2019 ia dipinjamkan ke AC Milan dengan harapan Milan membayar biaya peminjaman sebesar 5 juta euro (agar Chelsea tak merugi menggaji sang pemain).
Saat itu tercantum opsi pembelian di akhir musim sebesar 35 juta euro. Namun, karena tampil moncer, Chelsea meminta Bakayoko untuk kembali ke Stamford Bridge. Padahal, kalau saat itu Bakayoko dibeli Milan, Chelsea akan mencetak capital gain 16 juta euro (amortasi).
Kini, setelah pulang ke Chelsea dari masa peminjaman ke Monaco musim lalu, sisa nilai kontrak di neraca tinggal 15,3 juta euro yang akan menjadi 14, 6 juta euro pada September.
Dengan kebiasaan Chelsea yang jarang memberikan diskon, kemungkinan jika dijual permanen pun Bakayoko akan dilepas 20 juta euro. Namun, Milan bisa mendatangkan Bakayoko hanya dengan 12 juta euro.
Caranya adalah dengan melakukan pinjaman selama satu tahun dengan opsi pembelian di tahun berikutnya. Dengan cara itu, di atas kertas Milan bisa mendapat Bakayoko dengan kurang lebih 12 juta euro (gaji pinjaman 5 juta euro + sisa kontrak senilai sekitar 7 juta euro).
Namun, yang jadi masalah adalah gaji besar yang dimiliki oleh Bakayoko, yakni 6,5 juta euro. Jika seandainya AC Milan mempermanenkan Bakayoko di akhir musim 2020-2021 nanti, itu artinya Milan harus membayar total 12 juta euro untuk gajinya selama dua musim sejak dipinjam kembali dari Chelsea. Sebab, Bakayoko sudah menjadi pemain AC Milan.
Kecuali, di bursa transfer ini dibuat kesepakatan kontrak empat tahun (tambah dua musim) di mana masing-masing musim Bakayoko digaji 2,5 juta euro untuk mencapai nilai yang sama, yakni 12 juta euro.
Dengan tambahan nilai transfer yang tersisa dari Chelsea, Milan bisa mengeluarkan total 35-40 juta untuk Bakayoko (pengeluaran bersih). Jumlah yang tak sedikit tentunya, namun Milan bisa memiliki Bakayoko selama empat musim ke depan dan sudah termasuk gaji.
Selain memikirkan soal strategi finansial, Milan juga mesti memperhatikan kebutuhan lini tengahnya. Stefano Pioli meminta kepada manajemen agar Milan menyediakan dua partner starter double pivot yang sama baiknya.
Saat ini Milan memiliki pasangan Ismael Bennacer-Franck Kessie. Jadi Milan harus mencari dua pemain lagi yang bisa dijadikan partner gelandang bertahan.
Nama Rade Krunic dan Lucas Biglia hampir pasti dijual di bursa transfer. Selain Tiemoue Bakayoko (25 tahun), pemain Portugal, Florentino Luis dan wonderkid Italia, Sandro Tonali (20 tahun), juga masuk radar buruan AC Milan.