Ada yang Jadi Instruktur Zumba, Ini 5 Karier Aneh Usai Pensiun dari Sepak Bola
Beralih ke mantan pemain Liverpool ada Daniel Agger yang mencoba karier sebagai ahli merajah tubuh. Hasratnya ini bermula dari pengelihatan para pemain yang gemar mempertontonkan tato sebagai bagian dari gaya hidup.
We have come a long way with @Tattoodo, but we wanna go further.
— Daniel Agger (@DanielAgger) January 18, 2019
Bring on 2019😎 pic.twitter.com/URAnjAKj7F
Pep Guardiola pernah mengatakan jika tato tak membuat kesan bagus Andres Iniesta di depan media, tapi juru latih Manchester City ini patut mengetahui jika melukis tubuh jadi tren tersendiri bagi para pemain modern. Sebut saja Lionel Messi (Barcelona), Roberto Firmino (Liverpool), Memphis Depay (Lyon), dan Sergio Ramos (Real Madrid).
Disinilah Agger melihat minat yang besar dalam dunia tato dan mencoba kembangkan karier berbeda selain sepak bola. Mantan bek tengah Brondby dan Liverpool ini lebih senang dalami keahlian melukis tubuh dengan jarum ketimbang mengasah kemampuan di lapangan.
2. Ken Monkou - Chef Pancake
Lagi-lagi karier aneh yang tak ada sangkut pautnya dengan dunia sepak bola dan bahkan olahraga sempat didalami oleh Ken Monkou selaku legenda Chelsea. Ya, ia pilih terjun ke dunia tata boga sebagai chef ahli pancake.
Ken Monkou - Ran a pancake house in Holland. pic.twitter.com/Gal3mZQFlG
— Former Footballers (@FinishedPlayers) August 12, 2015
Monkou menjadi pemain pertama diluar Commonwealth of Nations atau negara pesemakmuran Inggris yang bisa tembus bermain bareng The Blues pada 1982. Eks Feyenoord ini punya karier gemilang di Inggris dengan gabung Chelsea, Southampton, dan Huddersfield Town sebelum akhirnya pilih pensiun.
Setelah tanggalkan sepatu, ia langsung membuka bisnis kue pancake di negeri asalnya, Belanda. Punya nama besar di media Negeri Kincir Angin, Monkou juga pernah menyemarakan bisnis kue ini bareng media Chelsea TV.
1. Jose Manuel Pinto - Instruktur Zumba
Salah satu karier aneh rupanya dilakukan oleh mantan pahlawan Barcelona, Jose Manuel Pinto. Bayangkan saja, setelah putuskan tinggalkan dunia sepak bola ia memilih untuk jadi instruktur tarian zumba.
Banyak habiskan waktu di bangku cadangan kala bela Blaugrana membuat Pinto sadar akan bakat terpendamnya selain hanya jadi kiper. Setelah putuskan pensiun ia langsung mencoba untuk menggeluti dunia tarik suara terlebih dahulu.
Membuat musik bertajuk La Habana 2017, Pinto sukses membuat karyanya dimainkan di film Hollywood berjudul The Fate of the Furious. Ia kemudian temukan jati diri ketika mencoba jadi instruktur tari dan mengajar kelas zumba dengan banyak peminat di pusat kebugaran Spanyol.