In-depth

Merangkum Rapor Kiper AS Roma Musim Ini: Bintang Cuma Bica C-

Minggu, 9 Agustus 2020 17:52 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Getty images
Klub Serie A Italia, AS Roma perlu melakukan evaluasi besar-besaran terhadap para kipernya berkaca hasil musim 2019/20. Copyright: © Getty images
Klub Serie A Italia, AS Roma perlu melakukan evaluasi besar-besaran terhadap para kipernya berkaca hasil musim 2019/20.

INDOSPORT.COM - Kompetisi musim 2019/20 bisa dikatakan bukanlah masa terbaik klub Serie A Italia, AS Roma. Lagi-lagi klub berjuluk Serigala Ibukota harus melanjutkan puasa gelarnya.

Dalam ajang Serie A Italia 2019/20, klub rival sekota Lazio itu hanya bisa finish di peringkat 5 dengan torehan 70 poin. Langkah Roma di Liga Europa juga baru saja berhenti di babak 16 besar usai takluk 0-2 dari Sevilla.

Tidak bersinarnya Roma musim ini sendiri memiliki banyak faktor. Mulai dari kurangnya daya gedor di lini serang, belum padunya formasi yang diterapkan Paulo Fonseca, hingga kualitas para penjaga gawang.

Untuk sektor terakhir, Roma memang bisa dibilang menjadi salah satu tim yang paling banyak kebobolan. Dari total 38 pertandingan, setidaknya gawang Roma sudah 51 kali dibobol lawan .

Total kebobolan Roma itu bahkan lebih banyak dari AC Milan, Napoli, dan Fiorentinya, yang secara posisi klasemen berada di bawah mereka. Catatan buruk itu sendiribelum ditambah dengan kompetisi lain semisal Coppa Italia dan Liga Europa.

Untuk diketahui, musim ini secara total AS Roma memiliki tiga orang penjaga gawang yang sudah dimainkan dalam pertandingan. Ketiganya antara lain Daniel Fuzato, Antonio Mirante, dan sang kiper utama Pau Lopez.

Melihat catatan kebobolan Roma yang tergolong banyak musim ini, redaksi berita olahraga INDOSPORT pun mencoba merangkum rapor para penjaga gawang mereka, yang didasari data Chiesa Di Totti. Berikut ulasannya:

Nama pertama yang dibahas adalah Daniel Fuzato, yang musim ini tercatat hanya pernah bermain sekali untuk AS Roma. Penampilannya itu sendiri merupakan debutnya setelah 2 tahun hanya menjadi penghangat bangku cadangan.

Debut Fuzato di AS Roma sendiri tidak main-main. Bagaimana tidak, ia langsung tampil menghadapi kampiun Serie A 2019/20, Juventus. Dihujani 11 tembakan, pada akhirnya Fuzato sukses menjadi kunci kemenangan 3-1 Roma atas Nyonya Tua.

Minimnya jam terbang Fuzato di Roma membuat cukup sulit untuk menilai performanya musim ini. Meski begitu, di usianya yang masih 23 tahun, Fuzato sudah menunjukkan reflek yang bagus dalam menjaga gawang Roma. Nilai B pun cukup layak untuk diberikan kepadanya.

Selanjutnya ada nama Antonio Mirante sebagai salah satu dari tiga kiper AS Roma musim ini. Bila melansir dari Transfermarkt, kiper asli Italia ini telah tampil sebanyak 7 kali dengan rincian, 5 kali di Serie A dan 2 kali di Liga Europa.

Di tengah keterbatasan menit bermainnya, penampilan Mirante di AS Roma bisa dibilang cukup impresif. Ia pernah dua kali membuat penyerang lawan Roma harus gigit jari karena tidak bisa mencatatkan nama di papan skor alias cleansheet.

Tak berhenti sampai di situ, Mirante juga mendapat rating yang lumayan baik dari sejumlah situs media asing. Who Scored memberi rating 7,23 untuk Mirante, sementara SofaScore memberinya rating 7,48.

Catatan impresif seorang Mirante itu juga mengejutkan mengingat saat ini usianya menginjak 37 tahun.Tidak salah pula bila memberinya nilai A- untuk performanya bersama AS Roma musim ini.

Terakhir, sang kiper utama yang paling sering masuk ke dalam daftar starting XI Roma musim ini, dialah Pau Lopez. Direkrut dari Real Betis pada 9 Juli 2019, harapan besar ditunjukkan publik Roma agar Pau Lopez bisa sehebat Alisson Becker.

Harapan itu wajar saja tercipta mengingat ia didatangkan denga mahar yang tidak sedikit, yakni 23,5 juta euro atau sekitar Rp407 miliar dengan durasi kontrak 5 tahun.

Pada masa-masa awal penampilannya bersama Roma, Lopez tampil cukup menjanjikan. Tiga cleansheet dari 7 laga awal membuat banyak fans yang terpesona dengan kinerjanya. Namun, semakin ke depan, performa Lopez semakin menurun.

Dimainkan sebanyak 40 kali, Lopez nyatanya telah 52 kali dipaksa pemain lawan untuk memungut bola dari gawangnya sendiri. Hanya delapan kali saja ia mampu membuat gawang Roma bersih dari gol.

Catatan buruk Lopez itu pun membuat Roma seperti menghamburkan uang untuk mendatangkannya. Chiesa di Totti bahkan melabeli Lopez sebagai kiper yang bukan hanya gagal memenuhi ekspektasi, tapi juga memiliki kemampuan di bawah rata-rata.

Kondisi ini membuat Lopez paling baik hanya bisa diberi nilai C- untuk performanya bersama AS Roma musim ini. Kini, tugas berat ada di tangan Marco Savorani (pelatih kiper Roma) untuk memperbaiki performa Lopez musim depan.