Hansi Flick, Thomas Muller, dan Bayern Munchen yang Kembali Superior
Bermain dengan formasi 4-2-3-1, Flick menempatkan Thomas Muller di belakang Robert Lewandowski yang menjadi ujung tombak Bayern Munchen. Sebuah peran yang telah lama dirinya jalani baik saat bermain bersama Timnas Jerman maupun saat bermain bersama FC Hollywood.
Muller yang terkenal sebagai sosok yang melahirkan peran raumdeuter ini mampu mengaplikasikan kelihaiannya dalam menafsirkan ruang dalam laga dini hari tadi.
Dirinya mampu memprediksi sebuah momen sekaligus membaca permainan dan melahirkan peluang yang membuat Bayern Munchen begitu mendominasi laga tersebut.
Pergerakan-pergerakan yang Muller lakukan dalam laga tersebut tak ada yang sia-sia. Praktis hampir seluruh gol yang Bayern Munchen ciptakan dalam laga itu lahir dari kelihaiannya menafsirkan ruang.
Para pemain Barcelona seakan dibuat bingung dan tak bisa memprediksi ke mana Muller akan bergerak. Dirinya dengan apik mampu memanfaatkan setiap jengkal lapangan dan membuat peluang demi peluang agar timnya bisa mencetak gol.
Dalam salah satu wawancara yang dilakukan oleh Joachim Low, pelatih Timnas Jerman tersebut secara singkat mampu menyederhanakan kejeniusan Muller di atas lapangan. Dirinya menyatakan jika Muller merupakan sosok pemain modern yang selalu mencari cara agar dirinya bisa mencetak gol.
“Thomas (Muller) adalah pemain yang jauh dari kata ortodoks. Kita benar-benar tidak bisa memprediksi ke mana dirinya akan berlari dan bergerak. Di dalam kepalanya, hanya ada satu tujuan: bagaimana saya bisa mencetak gol?” ujar Joachim Low pada media Jerman.
Kegemilangan Muller dan racikan jenius Flick yang didukung oleh skuat penuh determinasi membuat para pandit setuju mengatakan jika Bayern Munchen berada dalam trek yang benar untuk bisa kembali menguasai Eropa.
Lolosnya Bayern ke semifinal Liga Champions musim 2019/20 ini membuat kans mereka untuk menambah perolehan gelar di kompetisi paling elit seantero Eropa ini terbuka sangat lebar.
Mereka terakhir kali berhasil menjadi kampiun Liga Champions saat Jupp Heynckes memutuskan untuk turun gunung dan kembali ke Bayern yang kala itu diisi oleh dua nama fenomenal: Arjen Robben dan Franck Ribery.
Saat ini di bawah arahan Hansi Flick, Bayern diprediksi bakal kembali mengulangi kesuksesan mereka bersama Heynckes 7 tahun silam dan menjadi kandidat terkuat untuk merengkuh trofi Liga Champions yang telah lama tak mampir ke tanah Bavaria.
Dan bukan tak mungkin jika mereka bisa mempertahankan performa apik seperti yang ditampilkan dalam laga kontra Barcelona dini hari tadi maka superioritas Bayern Munchen akan awet untuk setidaknya 3-4 musim ke depan.