INDOSPORT.COM - Madura United tampak enggan berpolemik lagi dengan mentaati secara penuh keputusan PT Liga Indonesia Baru (LIB), perihal besaran hak komersial pada lanjutan Liga 1 mendatang.
Untuk urusan yang menyangkut sektor finansial ini, Madura United sebenarnya bersikap netral. Tim Laskar Sape Kerrab tidak menuntut nominal yang tinggi seperti halnya yang disuarakan klub-klub lain.
"Kami (bersikap) pasif. Mengikuti saja, karena itu urusan federasi (PSSI)," ujar Chief Financial Officer Madura United, Ziaul Haq Abdurrahim.
Dalam manager meeting di Jakarta satu pekan lalu, LIB telah memutuskan bahwa hak komersial berada di angka Rp800 juta. Nilai itu akan diterima setiap klub selama bergulirnya lanjutan Liga 1 pada September 2020 hingga Februari 2021 mendatang.
""Dipastikan kemarin seperti itu (Rp800 juta). Operator bilang itu sudah angka tertinggi," Ziaul Haq mengatakan.
Pihak Madura United pun menilai kebijakan itu sudah yang terbaik, meski belum memuaskan sejumlah klub yang sempat meminta hak komersial bisa naik hingga miliaran Rupiah.
"LIB yang melakukan negosiasi dengan sponsor. Jadi, kami pasrah dan percaya kepada mereka," sambung dia.
Besaran nilai hak komersial itu sendiri sudah naik lebih dari 50 persen. Sebelumnya, hak komersial alias subsidi dipatok senilai Rp520 juta dan sudah diterima semua klub Liga 1 termasuk Madura United pada dua kali termin untuk Februari dan Maret lalu.