INDOSPORT.COM - Kontroversi besar dikuak oleh jebolan La Masia sekaligus winger Watford, Gerard Deulofeu, yang menyebutkan kejelekan seorang Ronald Koeman selaku pelatih resmi raksasa LaLiga Spanyol, Barcelona.
Sepenjang musim ini, nasib apes menerpa klub Catalan usai ulangi tragedi layaknya Frank Rijkaard (2007-2008) yakni menutup musim tanpa raih satu pun trofi. Penggantian pelatih dari Ernesto Valverde ke Quique Setien bahkan tetap tak bisa selamatkan mereka.
Bayangkan saja, titel LaLiga Spanyol mereka harus terenggut oleh Real Madrid dan tidak lupa juga ketika El Barca sempat dipermalukan oleh Bayern Munchen 2-8 di pentas Eropa. Kembali lagi, putuskan penggantian pelatih ke Koeman nyatanya bagi Deulofeu bukanlah suatu solusi.
"Saya bisa bilang banyak hal terkait Koeman berdasarkan pengalaman pribadi. Koeman adalah pelatih yang membuat saya tak bahagia karena tak berikan apa-apa. Alhasil, saya meminta ketersediaan dia untuk pindah ke Milan," tutur Deulofeu dilansir laman berita Barca Universal.
Kala Koeman menjabat sebagai pelatih Everton (2016-2017), ia nyatanya memang membuat Deulofeu alami pengalaman pahit hingga harus terusir ke AC Milan. Tak cuma merasa muak dengan mantan pelatihnya itu, bintang The Hornets ini juga menyebut kebobrokan Barcelona soal memaksa para pemain muda terutama dari La Masia.
"Sejujurnya apa yang terjadi di Barca sangat membuat saya sakit hati dikarenakan mereka tak punya rasa sabar melihat perkembangan para pemain muda. Ada yang bisa melewatinya, ada juga yang harus tertinggal, tapi mereka sangat tega karena tak ada rasa sabar. Tak heran mereka kini jauh dari segi kualitas," tutupnya.
Seperti kata dari Gerard Deulofeu, imbas ketidaksabaran tersebut kini berujung petaka bagi Barcelona yang seolah-olah mati mengembangkan para pemain muda lulusan akademi mereka. Saat ini saja, tercatat hanya ada Ansu Fati dan Riqui Puig yang bisa sukses masuk skuat utama.
Kebanyakan pemain Azulgrana sendiri kini didominasi para pemain utama, terbukti kala mereka menukan Arthur Melo dengan Miralem Pjanic dari Juventus. Dengan sistem yang salah ini ditambah kinerja kurang meyakinkan Koeman, Barcelona mungkin akan alami keterpurukan lagi di LaLiga Spanyol lanjutan.