Tatkala Inter Milan Juara Piala UEFA 1993/94: Setitik Cahaya di Balik Murungnya La Beneamata
Dengan keberhasilan di musim 1992/93, Inter Milan mencoba peruntungan di musim 1993/94. Targetnya kali ini mengawinkan gelar Serie A dan Piala UEFA.
Osvaldo Bagnoli mendapat tugas berat kala itu. Apalagi Inter berbenah dan mendatangkan pemain-pemain bertalenta seperti Dennis Bergkamp dan Wim Jonk untuk melengkapi rekrutan apik mereka di musim sebelumnya.
Di tiga pertandingan awal Serie A, perjalanan Inter terkesan mulus. Total dari 10 pertandingan, La Beneamata hanya kalah sekali di pekan keempat saja. Namun petaka hadir di awal November 1993.
Inter harus tumbang dalam duel derbi Della Madonnina dan kalah di pekan selanjutnya dari Genoa. Nerazzurri sempat bangkit di empat laga selanjutnya. Sayangnya, dua kekalahan pun harus diterima kembali dari Atalanta dan Reggina.
Dua kekalahan tersebut memaksa Bagnoli turun takhta. Ia digantikan oleh Giampiero Marini dengan harapan untuk membawa Inter kembali ke jalur kemenangan. Hasilnya? Zonk.
Inter menelan dua kekalahan dari tiga laga Serie A di bulan Februari 1994 di bawah arahan Marini. Bahkan kekalahan tersebut berlanjut di bulan Maret hingga April yang memaksa Nerazzurri finis di peringkat ke-13.
Posisi ini terbilang buruk. Apalagi Inter hanya berjarak satu poin saja dari jurang degradasi. Sebagai catatan, kala itu Serie A hanya diikuti 18 tim dan empat tim terbawah akan terdegradasi.
Hasil tersebut jelas menjadi catatan kelam sepanjang berdirinya Inter Milan. Nyatanya, inkonsistensi mereka di kancah Serie A tak bisa disembuhkan begitu saja dalam waktu yang instan.