Sisi Lain Kai Havertz: Si Introvert Pecinta Keledai yang Andal Main Piano dan Tenis
Kai Havertz digambarkan sebagai pemuda yang senang bergaul dan dekat dengan rekan-rekannya. Namun hal tersebut ternyata tak berjalan mudah di awal. Banyak laporan yang menggambarkanya sebagai anak pemalu dan pendiam.
Kedekatan dengan rekan-rekannya tak ia dapatkan dengan mudah. Ada jalan terjal di dalam dirinya untuk akrab dengan orang lain. Hal ini tak lepas dari kehidupannya di rumah di kota kecil bernama Aachen, sehingga cap anak rumahan atau 'bocah kampung' menempel kepadanya.
Havertz dibesarkan oleh seorang ibu yang bekerja sebagai pengacara dan seorang ayah yang merupakan seorang polisi. Kehidupan orang tua yang jauh dari lapangan hijau membuatnya pun menjalani kehidupan layaknya remaja biasa dan bukan sebagai pesepak bola muda ternama.
Suasana dalam keluarganya tak memunculkan tekanan besar dalam karier sepak bolanya. Kondisi ini menjadi keuntungan tersendiri bagi Havertz. Hal tersebut diakui oleh Slawomir Czarniecki yang merupakan pelatih tim muda Leverkusen.
“Saya selalu memberi tahu Kai bahwa keuntungan terbesarnya dibandingkan pemain lain adalah lingkungan sosialnya. Para pemain lain selalu dianalisa oleh orang tua mereka. Tapi Kai, bersama keluarganya, hanyalah bocah rumahan. Di rumah, dia bukanlah bintang muda. Keluarganya membuatnya tenang,” ujar Czarniecki.
Menyadari bakat mudanya tertutup dan dibesarkan bak remaja biasa, Leverkusen pun berusaha menjaganya secara hati-hati dan membinanya tanpa merusak kehidupan lainnya yakni sebagai bocah rumahan.
Salah satu hal yang dilakukan Leverkusen adalah membiarkan Havertz menjalani pendidikannya dan tak memaksanya ikut bertanding di Liga Champions melawan Atletico Madrid. Die Werkself sadar bahwa ia bisa berkembang jauh dengan bakatnya tanpa melupakan kehidupan lainnya.
Sebagai seorang yang tertutup, Havertz pun terkadang dibuat kebingungan saat di sekolah. Statusnya sebagai bintang muda Leverkusen membuat namanya melambung dan dikenal banyak murid.
“Banyak teman sekelas saya adalah penggemar berat Bayer (Leverkusen). Beberapa kali saya duduk di kelas dan seorang guru datang bertanya apakah saya dapat pergi ke kelasnya karena anak-anak akan sangat senang tentang itu,” kenang Havertz dilansir dari Spox.