Termasuk Dream Team Barcelona, Ini 5 Formasi Serang Terbaik Dunia
Formasi 4-2-2-2 memiliki julukan 'Segiempat Sihir' atau 'Kotak Magis' karena menyerupai teroganisir dalam menyerang lawan. Formasi ini digunakan oleh Timnas Brasil pada tahun 80-an dan 90-an.
Pada posisi empat dibelakang ada dua bek sayap yang bisa membantu tugas gelandang bertahan. Bayangkan saja, dua penyerang di posisi kedua bisa menjadi winger atau gelandang serang sesuai kondisi di lapangan.
Alhasil susunan pemain ini akan membuat hadrinya dua penyerang di depan atau sosok striker nomor 9 yang leluasa menguasai kotak terlarang lawan. Manuel Pellegrini pernah gunakan formasi ini kala jadi pelatih Villarreal dan Manchester City.
2. 3-4-3
Ketika era 4-4-2 dan 3-5-2 mendominasi berbagai pertandingan sepak bola, Johan Cruyff mengembangkan formasi khusus bagi Barcelona yakni 3-4-3. Ini menjadi cikal bakal susunan pemain impian yang membuat sang maestro sukses bertahan delapan musim di Azulgrana.
Pada posisi belakang diperkuat oleh bek tengah kokoh (Ronald Koeman saat Cruyff tukangi Barcelona) dan dua bek lain bertugas di area yang lebih luas. Empat gelandang bisa mengubah posisi jadi bentuk permata atau secara horizontal sesuai kondisi tim lawan.
Formasi khas ini nyatanya juga digunakan oleh Rafa Benitez saat berada di Liverpool hingga bisa tampil mengesankan di final Liga Champions 2005. 3-4-3 ternyata juga pernah digunakan oleh Antonio Conte saat membantu Chelsea menangi Liga Inggris beberapa tahun lalu.
1. 4-2-4
Terakhir yang tak kalah menarik ialah formasi 4-2-4 yang membuat Timnas Brasil menjadi momok mengerikan di Piala Dunia 1970. Secara kualitas formasi ini cukup gila karena mengandalkan serangan langsung ketimbang passing dan penguasaan bola.
Sama seperti formasi lain, kualitas pemain secara individu sangat dibutuhkan dan kebetulan pada tahun 70-an Brasil dalam kondisi bagus dengan tim sempurna yang pernah ada. Kehadiran Rivelino, Tostao, Jairzinho, dan tentu saja Pele membuat sempurna lini depan sehingga mempermudah kesempatanmencetak gol.
Dua gelandang tengah memiliki tugas utama membantu empat bek dan empat penyerang. Tapi pada 1970, Brasil mampu gunakan Gerson sebagai penambah amunisi tambahan di lini serang sehingga formasi berubah jadi 4-1-5. Tak heran daya serangnya sulit untuk dilawan.