INDOSPORT.COM – Sosok Terry Neill yang pernah menjadi manajer Arsenal rupanya memiliki kedekatan khusus dengan Indonesia. Tidak hanya dalam hal sepak bola, namun juga bulutangkis.
Terry Neill merupakan mantan pemain sepak bola asal Irlandia Utara, yang pernah mencicipi karier di Arsenal sebagai bek dan kapten. Selain dikenal sebagai legenda, Terry Neill juga merupakan mantan manajer The Gunners, yang mana dia berkuasa selama tujuh tahun antara 1976 – 1983.
Pada Desember 1983, Terry Neill dipecat dari Arsenal di usianya yang ke-41 tahun. Sejak saat itu, namanya langsung menghilang dari persepakbolaan Eropa dan tidak pernah kembali ke tim kepelatihan lagi.
Rasa trauma menjadi pelatih membuat Terry Neill memutuskan tidak akan pernah mengambil pekerjaan pembinaan atau manajemen lain di sepak bola. Dia justru tenggelam dalam usaha bisnis, mulai dari menjalankan bar, dan terlibat dalam manajemen media.
Tidak ada yang menyangka, Terry Neill juga pernah kepincut dengan olahraga bulutangkis di Indonesia lantaran popularitasnya yang tinggi di tanah air. Kekuatan bulutangkis di tanah air membuat hati Neill tergerak untuk turut memajukan olahraga tersebut.
Hal ini terungkap dalam wawancara ke situs resmi Arsenal pada 2013 silam, ketika pria 78 tahun itu mengakui bahwa Indonesia sudah menjadi tujuan yang selalu dia kunjungi kapan pun.
“Saya mengenal Indonesia cukup baik karena saya melakukan tugas konsultan di luar sana setelah saya meninggalkan Arsenal,” jelas Neill.
Neill diketahui menjadi konsultan bagi Pelita Jaya atau Pelita Bandung, salah satu klub sepak bola terbesar pada masanya. Dia menjalani tugas itu selama satu tahun, mulai dari struktur manajemen hingga pembinaan pemain.
“Saya juga berkonsultasi dengan orang-orang bulutangkis mereka karena Indonesia adalah kekuatan besar dalam bulutangkis. Saya pernah membantu salah satu dari dua pemain top dunia dan beberapa pemain Inggris juga. Saya kembali dan memajukan Indonesia dalam sepak bola atau bulutangkis.”
Pria dengan nama asli William John Terence Neill ini sendiri pernah mencatatkan sejarah tersendiri di dalam persepakbolaan Indonesia, tepatnya saat dia menjadi saksi mata ketika Arsenal dibungkam oleh klub asal Surabaya, NIAC Mitra Surabaya pada 16 Juni 1983 silam.
Klub yang kini bertransformasi menjadi Mitra Kukar tersebut berhasil mengalahkan raksasa Liga Premier Inggris, Arsenal dengan skor 2-0 di Stadion 10 November, Surabaya. Dua gol kemenangan NIAC Mitra dicetak Fandi Ahmad dan Joko Malis.
Kala itu, Arsenal di bawah asuhan Terry Neill datang ke kota Surabaya membawa skuat terbaiknya, termasuk Pat Jennings salah satu kiper legendaris timnas Inggris, David O’Leary mantan pelatih Aston Villa, dan Graham Rix mantan punggawa timnas Inggris.
Sementara NIAC Mitra, dihuni bintang-bintang sepak bola nasional, seperti, Rudy Kelces, Tommy Latuperissa, Joko Malis, dan Syamsul Arifin. Dua pemain bintang asal Singapura, yakni penjaga gawang David Lee dan legenda sepak bola asal Singapura, Fandi Ahmad.
Kekalahan dari NIAC Mitra Surabaya ini jadi salah satu momen paling memalukan bagi Terry Neill, karena skuatnya pada pertandingan sebelumnya memetik kemenangan besar 3-0 atas PSMS Plus di Medan dan mempecundangi PSSI Selection 5-0 di Jakarta.
Menjalani perannya sebagai manajer, Terry Neill berhasil mengantarkan klub London Utara itu ke final Europa pada 1980, dan tiga final Piala FA secara beruntun antara 1978 dan 1980, dan memenangkan final dramatis melawan Manchester United pada 1979.
Sebelum melatih Arsenal, Terry Neill sendiri diketahui juga pernah menukangi Hull City, Tottenham Hotspur, dan pelatih part-time di Timnas Irlandia Utara.