Kepelitan Liverpool Soal Thiago Alcantara yang Sudah Keterlaluan
Padahal di Bundesliga Jerman, Thiago Alcantara selama beberapa tahun belakangan ini, selalu menjadi salah satu gelandang dengan tingkat akurasi passing terbaik. Bahkan di final Liga Champions musim lalu, ia tampil sangat apik bagi Bayern Munchen.
Orang-orang mungkin akan bilang jika pahlawan Bayern Munchen saat itu adalah Manuel Neuer, Kingsley Coman atau Joshua Kimmich. Namun menurut Whoscored, MVP sebenarnya adalah Thiago Alcantara dengan rating mencapai 7,5.
Seperti yang kita tahu saat ini Liverpool bermain tanpa seorang playmaker sehingga terkadang mereka bakal kesulitan saat melawan tim yang bertahan secara dalam. Kehadiran Thiago Alcantara akan mengatasi minimnya kreativitas gelandang Liverpool.
Jika seandainya masalahnya ada pada finansial, bukankah Liverpool yang baru juara Liga Inggris telah mengantongi hadiah mencapai 190 juta euro (menurut Daily Mirror)? Jika mengacu pada keuntungan setelah juara Liga Inggris, mungkin kita akan garuk-garuk kepala kepada Liverpool.
Bagaimana bisa baru saja mendapatkan uang sebanyak itu, tapi mengaku mengalami masalah keuangan sehingga tak sanggup mengeluarkan dana 30 juta euro untuk Thiago Alcantara? Semakin membuat kita bisa bingung adalah mengenai strategi bursa transfer.
Memang benar dalam 3 musim terakhir, Liverpool sudah jor-joran dalam membeli pemain bintang, sebut saja Virgil van Dijk dan Alisson Becker. Masalahnya adalah uang hasil membeli 2 pemain itu seharusnya cukup bisa dicover dengan penjualan Philippe Coutinho.
Lagi, pembelian jor-joran Liverpool di bursa transfer sesungguhnya sudah dihentikan sejak musim lalu di mana hanya membeli Takumi Minamino, itupun di Januari. Sekarang hanya baru beli Kostas Tsimikas saja.
Penghematan sudah dilakukan sejak musim lalu dan baru saja ada pendapatan besar saat juara Liga Inggris dan Liga Champions, mengapa masih sulit keuangan, Liverpool? Mungkin pertanyaan itu ada di benak fans Liverpool yang heran dengan kepelitan klub yang sudah keterlaluan.
Namun tunggu dulu, ternyata Liverpool dalam 3 musim terakhir hanya mengantongi profit operasional sebesar 15 juta pound saja. Hal itu dikarenakan beban gaji yang ditanggung Liverpool sangat berat.
Oleh karena itu, Liverpool mengaku bahwa mereka memang sedang sulit keuangan apalagi di situasi pandemi virus corona yang semakin merajalela. Hal itu setidaknya diamini oleh pelatih Jurgen Klopp bahwa Liverpool tak bisa sembarangan mengeluarkan uang.
“Kami hidup di dunia yang saat ini penuh ketidakpastian, untuk beberapa klub tampak kurang peduli dengan ketidakpastian akan masa depan dan itulah kebenarannya,” kata pelatih Liverpool, Jurgen Klopp kepada BBC.
Klopp tampak bisa mengerti alasan di balik manajemen yang tak ingin jor-joran karena ada kekhawatiran dunia yang kita cintai ini akan memasuki resesi ekonomi global menahun akibat virus corona. Sampai di sini rasanya semua jadi masuk akal mengapa Liverpool menjadi pelit.
Sebenarnya masih ada satu cara yang membuat Liverpool bisa membayar Thiago Alcantara yaitu penjualan Georginio Wijnaldum ke Barcelona. Hanya saja proses negosiasi dengan Barcelona pun menjadi alot.
Pada akhirnya situasi ekonomi dunia dan profit yang dicapai Liverpool mengharuskan mereka mengencangkan ikat pinggang. Hanya saja, selisih uang untuk mendapatkan Thiago Alcantara hanya tinggal 5 juta euro saja bukan?
Dari pada berhemat 5 juta euro tapi kehilangan gelar Liga Inggris dan Liga Champions, mungkin alangkah baiknya untuk segera dapatkan Thiago Alcantara lalu dicover penjualan pemain dengan harga tepat agar Liverpool juga tak dianggap pelit oleh suporternya sendiri.