INDOSPORT.COM - Usaha Real Madrid untuk menyingkirkan Gareth Bale menjelang bergulirnya LaLiga Spanyol 2020-2021 tak pernah berjalan mudah. Sudah lakukan obral dan subsidi gaji, kini mereka harus berkorban lagi.
Semenjak datang dari Tottenham Hotspur pada 2013, sosok Bale kerap menjadi pahlawan bagi Real Madrid. Bagaimana tidak? Dua gelar LaLiga, Copa del Rey, Supercopa de Espana, plus empat trofi Liga Champions sukses dihadirkan selama tujuh tahun terakhir.
Itu dulu, kini nasib dari striker berusia 31 tahun itu malah kian memperihatinkan usai Zinedine Zidane ditunjuk sebagai pelatih Real Madrid. Gareth Bale dianggap benalu sehingga akan disingkirkan karena tak mungkin punya masa depan di Santiago Bernabeu.
Musim ini pun keinginan klub untuk menjual Bale tak bisa terbendung lagi. Agar mempercepat prosesnya, Real Madrid bahkan sampai rela memangkas harga transfer fantastis menjadi 22 juta pound (sekitar Rp423 miliar) dan membayar 50 persen gajinya jika dipinjamkan ke klub lain.
Dilansir Sportsmole, aksi tersebut ternyata masih belum cukup untuk menyingkirkan keberadaan pemain buangan Zidane ini. Pasalnya, Real Madrid setidaknya membayar denda pemutusan kontrak 60 juta pound (Rp1,1 triliun) mengingat masih tersisa dua tahun lagi.
Meskipun diganjar gaji fantastis, Gareth Bale nyatanya tak sepi peminat lantaran Tottenham dan Manchester United dikabarkan mau mendatangkannya. Maklum saja, walaupun sudah berkepala tiga, sepak terjangnya masih prima sehingga bisa menjadi pemain garis depan yang ampuh.
Melihat dari segi finansialnya, Setan Merah menjadi tim paling mungkin dapatkan jasa winger veteran Real Madrid ini. Sementara itu Hotspur cenderung sulit untuk menghabiskan banyak uang mengingat sedang terbelit masalah finansial.
Sejatinya, Real Madrid bisa saja menyingkirkan Gareth Bale sebelum bergulirnya LaLiga Spanyol musim lalu. Sudah akan ditebus oleh raksasa China, Jiangsu Suning, kesepakatan malah batal karena presiden klub, Florentino Perez, tiba-tiba tak setuju dengan alasan masih berguna.