INDOSPORT.COM - Sinyal-sinyal kehancuran sudah terlihat di raksasa LaLiga Spanyol, Barcelona, tahun ini. Siapa sangka hal itu disebabkan oleh presiden klub, Josep Maria Bartomeu, yang juga dikenal musuh utama Lionel Messi.
Bicara soal prestasi, pencapaian terburuk telah didapat El Barca pada musim lalu usai gagal di tingkat domestik dan dipermalukan 2-8 oleh Bayern Munchen di Liga Champions. Dampaknya pun tak terduga usai pemain ikoniknya langsung mau angkat kaki.
Ya, La Pulga alias Messi langsung ingin pergi setelah turut serta membela klub selama 16 musim LaLiga Spanyol lamanya. Meskipun pada akhirnya langkah dari sang kapten gagal karena kewajiban tebus 700 juta euro (Rp12 triliun), hubungan antara keduanya sudah tak tertolong lagi.
Melansir laman berita Marca, hancurnya pondasi Blaugrana sebagai tim dominan ternyata disebabkan oleh tiga tanda kiamat yang sudah terjadi sejak awal. Berawal dari Barcagate, gerakan mosi tak percaya, dan kebencian Lionel Messi.
Kasus penggunaan buzzer demi mempertahankan jabatan Bartomeu menjadi awal mula masalah di Blaugrana. Menyerang pemainnya sendiri seperti Gerard Pique dan Messi via media sosial, kejadian ini berimbas mundurnya Emili Rousaud selaku wakil presiden klub.
Setelah kasus itu tak berlanjut karena minimnya bukti, nama baik orang nomor satu di Catalan itu kian hancur usai klub alami ambang kebangkrutan. Bagaimana tidak? Sejak awal masa kepemimpinannya banyak pemain tak jelas berharga mahal yang kini berefek krisis finansial.
Tak heran karena tak ada rasa percaya dari Lionel Messi dan para staf, munculah gerakan mosi tak percaya dengan harapan Bartomeu segera lengser dari jabatannya. Kini sudah ditandatangani lebih dari 20 ribu orang, dalam waktu dekat Barca akan kehilangan pemimpinnya.
Jika sempat terlihat bisa rujuk kembali, keputusan Bartomeu memilih Ronald Koeman selaku pelatih baru membawa dampak kehancuran nyata di Azulgrana. Setelah pengusiran Luis Suarez, Messi selaku sahabat karibnya tak terima dan kian menaruh rasa dendam.
Imbas dari kekecewaan Messi ini tak heran akan membuat dosa Bartomeu berlipat ganda karena akan berimbas pada performa Koeman bersama Barcelona. Bukan hal mustahil, kegagalan rebut titel LaLiga Spanyol dan insiden memalukan pentas Eropa kembali terjadi.