INDOSPORT.COM – Kedatangan Ruben Dias ke Etihad di bursa transfer musim panas ini menjadikan Manchester City menghabiskan dana transfer sebesar 405 juta poundsterling (Rp7,7 triliun) hanya untuk lini belakang mereka.
Dana transfer selangit tersebut dihabiskan oleh Pep Guardiola sejak menangani Man City. Barisan bintang seharga triliunan itu dimaksudkan bisa membuat jantung pertahanan The Citizens semakin solid.
Tercatat nama-nama seperti John Stones, Benjamin Mendy, Kyle Walker, Aymeric Laporte, Danilo, Angelino, Joao Cancelo, Nathan Ake, dan yang terakhir Ruben Dias didatangkan untuk menjadi jaminan lini belakang rapat dan tangguh demi ambisi mereka untuk kembali menjadi penguasa di Liga Inggris dan tampil impresif di Eropa.
Replacing Vincent Kompany, no pressure Ruben 😳
— Football Index (@FootballIndex) September 29, 2020
The pending acquisition of Dias from Benfica is set to take Man City's spending on defenders under Pep Guardiola past £400m 🔵💰
Last chance saloon for Guardiola? pic.twitter.com/ee2mHhnQWW
Ruben Dias adalah nama terakhir yang diboyong oleh Man City di bursa transfer musim panas ini. Andalan Portugal dan Benfica itu didatangkan dengan banderol senilai 65 juta euro (sekitar Rp1,1 triliun) dan diharapkan bisa menjadi sosok penerus Vincent Kompany di lini belakang The Citizens.
Seperti diketahui, Pep Guardiola mendapat kritikan tajam usai timnya dibabat habis oleh Leicester City dengan skor 5-2. Banyak pihak mempertanyakan kelayakan dirinya untuk tetap dipertahankan sebagai pelatih Man City saat ini.
Sebelumnya, dirinya juga beberapa kali mendapatkan kritik terkait kebijakannya di lini belakang. Mendatangkan pemain yang dianggap tak layak dan pantas untuk bermain dengan tekanan tinggi tiap pekannya.
Namun puncak dari kritikan tersebut datang usai Jamie Vardy memimpin pembantaian Leicester yang terjadi di Etihad pada pekan ke-3 lanjutan Liga Inggris kemarin.
Pasalnya dengan nama-nama mentereng yang jika ditotal memiliki harga triliunan rupiah, Man City gagal meraih kemenangan dan menunjukkan jika permasalahan mereka di lini belakang belumlah selesai.
Kedatangan Dias yang langsung diboyong usai kekalahan tersebut seakan menjadi ‘panic buying’ Guardiola untuk bisa tetap mempertahankan statusnya sebagai juru taktik Man City.
Dirinya bisa saja muncul sebagai juru selamat Guardiola sekaligus solusi atas rapuhnya lini belakang Man City. Namun, bukan tak mungkin jika dirinya juga bisa tampil jeblok dan malah mengakhiri masa kepelatihan Guardiola di Etihad yang telah berlangsung sejak tahun 2016 lalu.
Bukan suatu kejutan jika nantinya Dias akan berakhir seperti barisan bek yang sebelumnya diboyong oleh Guardiola: dibebani harapan tinggi dan menjadi pesakitan setelahnya.