INDOSPORT.COM - Kondisi menyedihkan raksasa LaLiga Spanyol, Barcelona, tak bisa lagi dihindari. Hanya gara-gara suatu masalah, mereka tak lagi punya kuasa pertahankan Lionel Messi yang akan resmi milik Manchester City.
Kondisi perginya La Pulga sendiri bukanlah suatu hal mengagetkan bagi El Barca. Bagaimana tidak? Insiden ini sendiri sudah terjadi semenjak mereka alami hasil memalukan sepanjang musim lalu, tak cuma berdasarkan prestasi melainkan masalah ekonomi.
Gagal amankan juara LaLiga Spanyol dan kejadian tragis 2-8 kontra Bayern Munchen di Liga Champions kian diperparah lewat rezim gagal presiden Josep Maria Bartomeu. Tak heran kepergian Messi menjadi sarat akan kenyataan.
Akan tetapi ketika sudah selangkah lagi gabung The Citizen, usaha dari pemain asal Argentina itu gagal karena alasan ancaman klausal rilis senilai 700 juta euro (Rp12 triliun). Matian-matian hentikan sang kapten, Barcelona kini hanya bisa gigit jari kondisi kian tak mendukung.
Melansir laman berita Mirror, imbas Corona yang bergejolak membuat Blaugrana dihadapkan masalah finansial baru yakni pemangkasan gaji bagi semua jajaran. Klub punya perlindungan hukum lewat pasal 41 yang juga berimbas atlet profesional berhak batalkan kontraknya.
Hal ini pun bisa menjadi satu-satunya yang kerap ditunggu oleh pemain berusia 33 tahun itu agar berstatus free transfer. Ketimbang harus menunggu derita hingga bulan Juni, ia bisa saja bebas pergi ke Manchester City pada Januari tahun depan.
Gabungnya ia ke The Sky Blues sendiri cenderung pilihan tepat karena secara garis besar gajinya hanya bisa terpenuhi disana. Ya, tak cuma kesejahteraan sosok mantan pelatih, Pep Guardiola juga bisa membuatnya nekat angkat koper lebih awal.
Ketika kepergiannya nampak tak terelakan lagi, Messi nyatanya bisa tersenyum lebar karena musuh besarnya di Barcelona juga segera pergi. Bartomeu kabarnya akan segera lengser setelah mosi tak percaya sudah melebihi 16 ribu tandatangan.
Jika benar kepergian Lionel Messi ke Manchester City benar-benar terjadi, Barcelona mau tak mau alami kehancuran total ketika berjuang di LaLiga Spanyol. Tak hanya karena tanpa pemain andalan, melainkan juga hilangnya sosok presiden yang mengatur seluruh masalah klub.