Nasibmu Man United, Jadwal Neraka Menanti Kelar Jeda Internasional
Rentetan pertandingan berat yang menanti Manchester United sepertinya bisa menjadi dasar penilaian kelayakan Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer.
Solskjaer banjir kritikan, terutama soal mengeksplorasi kedalaman skuat dan formasi. Taktik favoritnya, 4-2-3-1, telah mudah dibaca lawan dan bahkan mengeskspos lemahnya Manchester United dalam mode bertahan.
Manchester United tampak keteteran setiapkali lawan melakukan serangan balik. Para bek sayap dan bek tengah kerap bernafsu membantu serangan, sehingga akhirnya telat man-marking pemain rival saat diserang.
Tak cuma itu, Solskjaer tampak kurang berani melakukan rotasi pemain. Memang, dia menurunkan para pelapis di kompetisi Carabao Cup. Namun, pelatih asal Norwegia itu tetap bertahan pada pemain utama di Liga Inggris, meski jelas mengalami penurunan performa di awal musim ini.
Ambil contoh, Harry Maguire, yang masih disorot tajam usai insiden memalukan di Yunani, tengah rutin membuat blunder. Meski begitu, Solskjaer tetap mempertahankan kaptennya di starting XI.
Contoh lain, agen gelandang baru Danny van de Beek kesal lantaran kliennya hanya menjadi penghangat bangku cadangan di Manchester United. Eks pemain Ajax itu cuma menjadi pemain pengganti sejauh ini di Liga Inggris.
Sikap Ole Gunnar Solskjaer dalam menanggapi hasil negatif Manchester United belakangan pun dinanti. Bakal percuma memiliki pemain baru seperti Edinson Cavani, Alex Telles, dan Facundo Pellistri yang direkrut pada tenggat transfer jika sang manajer tak punya bayangan untuk memaksimalkan kualitas setiap pemainnya.
Patut dinanti apakah Ole Gunnar Solskjaer akhirnya berani mencoba pakem baru atau bertahan pada pola 4-2-3-1? Apakah Manchester United mampu keluar dari krisis dan meraih hasil positif di jalur neraka yang menanti?