INDOSPORT.COM – Dari rentang waktu 2011 hingga 2015, mata pecinta sepak bola Eropa terutama saat menonton Chelsea dimanjakan dengan kehadiran sosok cantik di bangku pemain. Sosok tersebut adalah Eva Carneiro.
Eva adalah dokter tim Chelsea yang mengurusi keperluan medis tim senior saat Andre Villas-Boas menjadi pelatih kepala pada 2011 lalu. Kariernya bersama Chelsea dimulai sejak ia bekerja untuk tim reverse klub asal London barat tersebut.
Melihat dari kariernya di dunia medis, Eva sendiri menimba ilmu kedokteran di Nottingham University dan menghabiskan masa studinya selama dua tahun di Australasian College of Sports Physicians di Australia saat dirinya mantap mengejar karier kedokteran olahraga.
Usai meraih gelar masternya saat menyelesaikan tesis di Queen Mary University di London, wanita yang kini berusia 47 tahun ini mengikuti program pelatihan yang diadakan UK Sports and Medicine Spesialist untuk menangani atlet Inggris sebelum Olimpiade Beijing 2008.
Setelahnya ia pada 2009, ia mulai bekerja di British Olympic Medical Institue, England Women’s Football and UK Athletics yang membuatnya akrab dengan Chelsea yang lantas kemudian ia berkarier di Stamford Bridge.
Paras cantiknya membuat Eva mudah mendapat atensi dari pecinta sepak bola yang didominasi laki-laki. Sejak mengurus tim senior Chelsea, ia kerap menjadi sorotan. Apalagi saat dirinya memasuki lapangan dan memberi perawatan untuk pemain The Blues yang butuh pertolongan.
Berada di dalam lingkup olahraga yang didominasi laki-laki dan akrab dengan aroma permusuhan antar suporter membuat Eva kerap menjadi santapan seksisme dari pendukung lawan Chelsea.
Bahkan para fans yang jadi lawan Chelsea kerap menyalurkan serangan bernada seksi lewat chants-chants saat Eva masuk ke lapangan. Namun chants-chants atau tindakan verbal yang didapatnya tak membuatnya gentar.
Bahkan berkat kehadiran Eva Carneiro lah para penggawa Chelsea mampu tampil maksimal sehingga menjuarai Liga Champions di 2012 dan Liga Europa di 2013.
Sayangnya kebersamaan Eva bersama Chelsea harus berakhir pada 2015, tepatnya di bulan Agustus. Usahanya menolong Eden Hazard yang tergeletak di lapangan memancing amarah Jose Mourinho.
Konflik antara keduanya berbuah pada pemecatan Eva. Singkat cerita, wanita kelahiran Gibraltar 30 September 1973 ini mengajukan tuntutan ke Chelsea dengan menggandeng firma hukum dari London.
Bahkan terdapat intrik di balik konflik Eva dan Mourinho kala itu. Dilaporkan bahwa pelatih asal Portugal ini melancarkan serangan verbal kepadanya saat ia berusaha melakukan tindakan medis untuk Hazard.
Ucapan kasar Jose Mourinho ini menarik atensi FA (Asosiasi sepak bola Inggris) yang lantas melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut. Bahkan FA juga menyayangkan pemecatan yang dilakukan Chelsea terhadap Eva.
Di balik segala momen indah dan buruk yang dimiliki Eva di Chelsea, terdapat sebuah fakta mengejutkan yang berkaitan dengan wanita yang mahir menari salsa dan berkuda ini.
Fakta tersebut berasal dari pengakuan mantan kekasihnya, yakni Rupert Patterson-Ward yang menyebut Eva pernah main serong dengan para penggawa Chelsea.
Selain main serong, Patterson-Ward juga mengungkapkan fakta lain di mana Eva merupakan maniak seks. Hal tersebut ia paparkan pada 2015 silam saat nama Eva melonjak naik karena konfliknya dengan Mourinho.
“Dia menghancurkan hidup saya. Eva mengatakan kepada saya kalau dia sudah tidur dengan salah satu pemain Chelsea. Dia mengatakan itu untuk membuat saya merasa buruk,” ujar Patterson-Ward pada 2015 silam kepada The Sun.
Meski hingga sekarang tak diketahui siapa pemain tersebut, Patterson-Ward membeberkan bahwa seks sendiri sudah menjadi bagian diri Eva. Menurutnya, mantan kekasihnya tersebut sangat bergairah terutama soal urusan ranjang tatkala keduanya masih bersama.
“Eva membawa saya ke kamar tidurnya, dan dengan binar di matanya berkata: ‘biarkan saya melayani kamu’. Dia merobek pakaianku, melirik bahuku, melompat ke atasku.
“Eva menyukai seks. Itu sangat penting baginya. Kami bisa melakukan hubungan seks setiap hari,” tambahnya.
Selain itu, Patterson-Ward juga membeberkan bahwa Eva merupakan orang yang suka mendapat perhatian. Bahkan untuk mendapat perhatian para pemain Chelsea, ia rela membanggakan dirinya agar populer di internal The Blues.
“Eva membanggakan dirinya sendiri untuk menjadi populer di kalangan pemain Chelsea. Eva haus perhatian dan sosok wanita sensual,” pungkasnya.
Hubungan keduanya pun hanya bertahan 15 bulan saja. Perpisahan antara keduanya terjadi pada 2013 silam pasca keduanya melakukan perjalanan ke Marbella, Spanyol. Hal ini menjadi pukulan telak bagi Patterson-Ward yang memang ingin menikahinya.
Terlepas dari hal tersebut, kebersamaan Eva Carneiro bersama Chelsea mungkin akan selalu dikenang banyak pihak, terutama loyalis The Blues. Apalagi kala itu, sepak bola dianggap tak akrab dengan wanita adanya wanita di dalamnya.