INDOSPORT.COM – Banyak pemain muda di skuat Chelsea saat ini. Namun dari sekian banyak pemain, nama Callum Hudson-Odoi lah yang menjadi salah satu jebolan akademi terbaik The Blues.
Nama Hudson-Odoi sendiri pertama kali dikenalkan Chelsea saat melakukan debutnya pada ajang Piala FA 2017/18 saat masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke-81.
Hanya bermain sembilan menit saja, Hudson-Odoi tetap mampu mempesona Antonio Conte kala itu yang kemudian memberinya debut di Liga Inggris tiga hari berselang saat Chelsea tumbang dari Bournemouth. Menit bermainnya pun meningkat di laga ini menjadi 25 menit.
Debut itu ia dapatkan di saat usianya baru menginjak 17 tahun. Bakatnya sendiri sejatinya telah tercium sejak level akademi baik di U-18 dan U-23. Bayangkan, 10 gol dan 1 assist mampu ia cetak di musim 2017/18 saat Chelsea muda menjuarai FA Youth Cup dalam 7 pertandingan saja.
Namun penampilan apik tak di tim muda tak lantas memberinya garansi menjadi starter di tim utama. Impiannya menjadi pemain reguler Chelsea pun baru terkabul di musim 2018/19 saat Maurizio Sarri menggantikan Conte.
Sarri memasukkan Hudson-Odoi ke tim utama dan garansi starter. Penampilan terbanyak ia dapatkan di kancah Liga Europa.
Dari 13 pertandingan hingga Chelsea merengkuh gelar juara, Hudson-Odoi tampil sebanyak 10 kali di mana 4 laga ia mainkan selama 90 menit penuh. Hasilnya pun memuaskan. 4 gol dan 2 assist mampu dicetaknya dengan rataan 1 gol/assist setiap 105 menit.
Catatan itu terbilang apik untuk ukuran pemain muda. Apalagi ia saat itu masih berusia 18 tahun. Di usia tersebut, ia pun telah memberi dua gelar untuk tim senior Chelsea yakni Piala FA dan Liga Europa.
Kehebatan Callum Hudson-Odoi dalam olah bola pun sempat mendapat pujian rekan-rekannya. Salah satunya adalah Rob Green. Mantan kiper Inggris dan para pemain Chelsea lainnya mengaku heran mengapa Sarri jarang memberikan menit lebih untuk juniornya itu.
“Kami (para pemain Chelsea) berada di ruang ganti musim lalu dan para pemain bertanya: ‘bagaiman bisa ia (Hudson-Odoi) tak bermain?’ Dia sering mempermalukan bek-bek kelas dunia saat latihan,” ujar Rob Green dilansir talkSPORT.
Hudson-Odoi sendiri sejak masih kecil memang memiliki skill olah bola serta dribel yang lebih unggul dibandingkan pemain seusianya. Kemampuannya tersebut membuat Chelsea memberinya trial di usia 8 tahun.
Setelah tampil menawan sebagai pelajar di akademi, ia kemudian direkrut dan membela semua kelompor umur di Chelsea. Raihan terbaiknya terjadi saat 2017 kala ia meraih treble winners di level akademi dan meraih gelar Piala Dunia U-17 bersama Inggris.
Kemampuan olah bola, dribel, kecepatan, kemampuan mengkreasi peluang dan mencetak gol membuatnya dianggap sebagai penerus Eden Hazard dan winger-winger hebat Chelsea di era Roma Abrahamovich seperti Joe Cole, Arjen Robben, dan Damien Duff.
Bahkan kemampuan Hudson-Odoi juga mendapat pujian dari Hazard sendiri yang dikenal sebagai dribbler terbaik Eropa dalam lima tahun terakhir.
“Saya rasa, saya lebih baik dari dirinya (Hudson-Odoi) saat masih berusia 18 tahun,” canda Hazard yang mengisyaratkan pujian untuknya.
“Saya tidak perlu memberinya nasihat. Tapi jika dia memintanya, saya akan menjawabnya. Sebenarnya, dia sudah sangat bagus. Saya tidak terkejut. Sejak hari pertama dia bersama kami, saya tahu dia memiliki skill hebat,” lanjutnya.
Pengakuan dan pujian Hazard tersebut kian diperkuat dengan keinginannya untuk membuat Hudson-Odoi mendapat menit bermain yang setara dengan pemain senior Chelsea.
Hazard mengaku akan menggedor pintu ruangan Sarri agar Hudson-Odoi menjadi starter untuk pertama kalinya di Liga Inggris saat itu. Sebagai informasi, Hudson-Odoi menjadi starter terlebih dahulu untuk Timnas Inggis ketimbang di Liga Inggris bagi Chelsea.
“Saya bisa datang menemanimu (Hudson-Odoi) untuk mengetuk pintu ruangannya (Sarri),” tutur Hazard diiringi tawa dari keduanya.
Pengakuan serta pujian Hazard dan Rob Green bisa jadi hal yang wajar untuk menambah motivasi juniornya. Namun pujian dan pengakuan atas kehebatan Hudson-Odoi juga dilayangkan oleh tim sekelas Bayern Munchen.
Bayern Munchen setidaknya berusaha sebanyak dua kali untuk membawa Hudson-Odoi ke Jerman. Pertama pada 2019 saat kontraknya akan berakhir dan yang kedua pada 2020 di bursa transfer musim panas.
Ketertarikan Bayern Munchen pertama muncul di 2019 saat kontrak Hudson-Odoi tersisa satu tahun lagi. Ia yang jarang mendapat menit bermain pun memikirkan tawaran dari The Bavarians untuk hengkang. Namun Chelsea membloknya.
Usaha kedua terjadi pada transfer musim panas 2020 lalu. Bayern Munchen bahkan menawarkan tawaran fantastis berupa peminjaman dan opsi pembelian secara permanen di angka 70 juta poundsterling (Rp1,3 triliun) untuk pemain berusia 19 tahun.
Tawaran gila ini memang tak masuk akal bagi tim sekelas Bayern Munchen yang lebih banyak memboyong pemain dengan harga murah maupun bebas transfer. Apalagi tawaran itu dilayangkan untuk pemain yang masih berusia 19 tahun dan tak begitu produktif sebagai winger.
Mungkin secara statistik, Callum Hudson-Odoi (9 gol dan 11 assist) kalah telak jika dibandingkan Mason Greenwood (18 gol dan 6 assist). Namun ada yang spesial dari sosoknya yang membuat Chelsea berusaha mempertahankannya dan Bayern Munchen tergila-gila.