INDOSPORT.COM - Secuil kisah pedih dari Howard Gayle yang merupakan pemain berkulit hitam pertama di klub Liga Inggris, Liverpool.
Lahir di Toxteth, pada 18 Mei 1958, Gayle mengawali karier sepak bolanya sebagai pemain lokal. Berkaca pada ini saja, prospek masa depannya bermain untuk The Reds nampak terbuka sangat lebar.
Namun terkadang harapan memang tidak sesuai dengan kenyataan. Gayle belum bisa mewujudkan keinginannya menjadi seorang pemain profesional di klub legendaris tersebut meski ia sudah berusaha keras.
Ayah Gayle merupakan seorang pelaut yang datang ke kota Liverpool dan memutuskan menetap di sana setelah bertemu pujaan hatinya. Mereka kemudian membangun keluarga dan memiliki empat orang anak.
Si bungsu Gayle bermimpi menjadi seorang pesepak bola. Akan tetapi, keinginannya tersebut sempat terganjal kondisi di Inggris dan Britania Raya saat era 60 dan 70-an yang mana sangat jarang ditemui pemain berkulit hitam.
Berdasarkan sebuah wawancara yang pernah dilakukan lfchistory.net, kisah Gayle yang sesungguhnya bersama Liverpool dimulai ketika ia masih remaja, tepatnya sewaktu dirinya sedang bandel-bandelnya sebagai anak muda berusia 17 tahun.
Ia sering cari gara-gara dengan polisi, misalnya dengan mencuri di toko dan sebagainya. Setelah keluar dari tempat pembinaan, Galye mulai bermain sepak bola untuk sebuah tim bernama Bedford baru akhirnya merapat ke Liverpool.
Adalah John Bennison, pelatih muda The Reds yang kemudian membuka jalan untuk Gayle menuju tim Liverpool Reserve pada tahun 1977. Selama musim 1977-1978, ia mencetak enam gol dari 22 pertandingan.
Sayangnya, nasib kurang menguntungkan menimpa Howard Gayle pada Natal 1980 ketika ia dipinjamkan ke klub Second Division, Fulham. Akan tetapi, masa-masanya di sana hanya bertahan beberapa bulan saja.
Peristiwa penting yang mungkin akan diingat Gayle sepanjang masa adalah partisipasinya di leg kedua semifinal European Cup (sekarang Liga Champions) 1981 saat Liverpool menghadapi Bayern Munchen di Olympiastadion.
Kesempatan Gayle untuk unjuk gigi pun tiba. Jadi salah satu pemain yang diboyong sebagai cadangan untuk laga tersebut, ia tampil mengesankan saat menghindari penjagaan Klaus Augenthaler dan Wolfgang Dremmler.
Sayangnya, ia justru ditarik keluar oleh Bob Paisley setelah mendapat kartu dan mengalami treatment kurang mengenakkan selama pertandingan berlangsung. Paisley sepertinya enggan ambil risiko tetap memainkan Gayle.
Apalagi, mengingat temperamen Gayle yang bisa dibilang cukup mengkhawatirkan siapa saja pelatihnya pada waktu itu.
“Saya diusir keluar lapangan dua kali seumur karier saya, yang pertama gara-gara ada yang menyebut saya ni**er (ucapan berbau rasisme) dan meludahi saya. Saya lalu meninjunya,” cerita Gayle.
Howard Gayle kemudian melakoni full debutnya saat melawan Tottenham Hotspur di White Hart Lane tiga hari kemudian dan berhasil mencetak gol. Akan tetapi, kembalinya Kenny Dalglish dari cedera seperti petaka besar bagi Gayle.
Selama musim 1981-1982, ia tidak banyak menunjukkan batang hidungnya. Satu-satunya penampakan dirinya bersama tim utama Liverpool adalah berada di bangku cadangan saat laga kontra AZ Alkmaar di European Cup.
Merasa hanya membuang-buang waktu sebagai pemain cadangan, Gayle pun mengirimkan permohonan untuk dimasukkan ke daftar transfer. Terlebih lagi, ia juga sedikit berkonflik dengan pihak klub terkait kelanjutan kontraknya bersama The Reds.
“Setelah saya meminta transfer, saya merasa semakin terpinggirkan. Saya tidak melihat ada potensi mereka akan tetap menggunakan saya sebagai pemain,” ujarnya.
Gayle kemudian menjadi pemain pinjaman di Newcastle United kemudian hengkang ke Birmingham City.
“Saya membuat keputusan berdasarkan fakta bahwa saya ingin bermain untuk tim utama. Ini adalah kesempatan saya,” tambahnya lagi.
Meski kisahnya di Liverpool tidak manis, Howard Gayle mengaku tidak pernah menyesal. Menurutnya, ia sudah melakukan yang terbaik untuk jadi pemain The Reds, hanya saja takdir berkata lain.