INDOSPORT.COM - Tidak jelasnya kompetisi Liga 1 2020 membuat komponen tim PSIS Semarang merasa dirugikan. Istilahnya pemain, pelatih, official, hingga pengurus klub merasa seperti diberi harapan palsu.
Hal ini dikarenakan pemain, pelatih, official, hingga pengurus Laskar Mahesa Jenar sempat memiliki semangat yang menggebu pada saat Liga 1 2020 akan dilanjutkan pada Bulan Oktober.
Namun mendekati hari H kick off lanjutan kompetisi, Kepolisian Republik Indonesia tiba-tiba membuat pernyataan bahwa mereka tidak memberi izin keramaian kepada PSSI mau pun PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator liga untuk memutar roda kompetisi.
Hal tersebut membuat semangat pemain, pelatih, official, hingga pengurus PSIS menjadi anjlok. Yoyok Sukawi selaku CEO klub juga tak sungkan membeberkan hal tersebut kepada awak media.
“Pemain kemudian official pasti semangatnya jadi berbeda dengan belum jelasnya kompetisi. Manajemen PSIS pun demikian. Kami semua manusia biasa. Kalau terkena PHP terus bisa remuk semangatnya,” tandas Yoyok Sukawi di Semarang, Jumat (16/10/20).
Walaupun kondisinya seperti itu, Yoyok Sukawi selaku CEO klub tetap meminta komponen timnya untuk mencoba mengumpulkan keeping-keping semangat pasca-terkena PHP di akhir Bulan September lalu.
Apalagi kemarin setelah manager meeting di Yogyakarta, sebetulnya ada kabar baik dari PSSI dan PT LIB terkait kompetisi Liga 1. Namun tak lama berselang, lagi-lagi Polri mengeluarkan pernyataan melalui Kadiv Humas Irjen Pol Argo Yuwono bahwa mereka tidak akan memberi izin penyelenggaraan Liga 1 di Bulan November.
“Situasi semuanya sulit. Namun kami selalu siap. Kalau kemarin mungkin cuma 90 persen, bisa-bisa kami sak onone di lanjutan kompetisi. Tetapi itu tadi, semangat seluruh komponen tim tetap berusaha kami bangun,” tandas Yoyok Sukawi.
Saat ini skuat PSIS pun tengah diliburkan oleh manajemen klub hingga batas waktu yang belum ditentukan. Termasuk pelatih asing dan pemain asing saat ini tengah berada di negaranya seperti Dragan Djukanovic yang pulang ke Serbia dan Wallace Costa yang memutuskan pulang ke Brasil.