INDOSPORT.COM - Masalah demi masalah nampak kembali menerpa Barcelona. Kini kejadian musim lalu terulang kembali, beginikah cara Lionel Messi umbar perang dingin lawan raksasa LaLiga Spanyol itu?
Bicara soal musim lalu, pastinya terngiang-ngiang rentetan kegagalan mulai dari tingkat domestik hingga dipermalukan 2-8 oleh Bayern Munchen pada gelaran Liga Champions. Masalah ekonomi imbas pandemi Corona pun menghantui mereka.
Ya, beberapa bulan lalu Josep Maria Bartomeu selaku presiden El Barca memutuskan untuk memangkas gaji hingga 70 persen bagi staf dan jajaran pemain. Tentu saja hal ini enggan diterima dan menyulut emosi Messi beserta koleganya.
Merasa terpaksa, berbagai pemain pun menerima keputusan itu dan akhirnya mengakhiri musim LaLiga Spanyol dengan tanpa gelar. Memulai awal musim baru lagi, Bartomeu kembali membawa kabar buruk berupa pemotongan 30 persen gaji bagi semua orang di klub.
Melansir laman berita Football Espana, situasi potong gaji jilid lanjutan ini tentu membuat tensi seluruh pemain Barcelona kembali memanas dan menolak mentah-mentah. Setelah sebelumnya gagal, Messi pun nampak punya cara sendiri galakkan perang lawan timnya.
"Saat ini saya kurang terobsesi mencetak gol, dan akan berkontribusi sebaik mungkin bagi tim. Saya tak terlalu memperdulikan itu karena ingin menjadi pencipta peluang mencetak gol ketimbang finisher," ucap La Pulga dilansir DAZN.
"Saya mengerti bahwa orang-orang akan bertanya mengapa saya tak lagi setajam dulu, tapi itu bagian dalam pertandingan, bagian tumbuh sebagai pemain dan harus berusaha beradaptasi. Ini adalah satu-satunya jalan yang terbaik baik pemain atau tim," tutupnya.
Enggan cetak skor bagi Azulgrana ini pun kian mengindikasikan jika pemain Timnas Argentina itu sudah enggan tunjukkan rasa semangat kerjasama. Mengingat kondisi ekonomi kian tak sehat, kepergiaannya ke Manchester City nampak memang tak terelakan lagi.
Apalagi Lionel Messi dan para pemain lain berhak untuk batalkan kontraknya ketika enggan menolak pemotongan gaji selagi lakoni LaLiga Spanyol musim ini. Barcelona sendiri terpaksa lakukan hal ini gara-gara alami hutang hingga 488 juta euro (Rp8,4 triliun).