INDOSPORT.COM – Sejak didapuk menjadi pelatih Chelsea pada 2019 silam, banyak pihak yang meyakini bahwa Frank Lampard akan membuat sejarah bersama The Blues.
Hal ini tak lepas dari pengaruhnya serta statusnya di Chelsea. Lampard tercatat sebagai legenda klub dan pencetak gol terbanyak sepanjang masa The Blues selama 13 tahun berkarier di Stamford Bridge.
Setiap menyebut nama Lampard, orang pun akan selalu memikirkan Chelsea. Bisa dikatakan, Lampard dan Chelsea adalah sebuah kesatuan yang diyakini takkan bisa dipisahkan.
Hal itu membuat banyak pihak bersuka cita saat Chelsea menunjuk Lampard yang notabene belum memiliki pengalaman melatih yang cukup untuk membesut tim besar.
Maklum, Frank Lampard sebelum kembali ke Chelsea baru melatih tim Divisi Championship, Derby County. Tentunya suka cita yang hadir saat penunjukkannya pun dibarengi dengan pertanyaan: mampukah dirinya membawa The Blues berjaya?
Sejatinya, pada musim 2019/20, Lampard menorehkan prestasi luar biasa. Dengan adanya larangan transfer dan hanya bermodalkan para pemain muda, ia mampu membawa Chelsea finis empat besar.
Permainan atraktif mampu ia terapkan bersama Chelsea di awal masa kepemimpinannya. Namun setahun sejak Lampard diangkat menjadi pelatih The Blues, kebusukan di bawah kepemimpinannya mulai terbongkar satu demi satu.
Kebusukan Lampard baik dalam hal teknis maupun non teknis saat melatih terlihat dari beberapa hasil yang didapatkan Chelsea di awal-awal musim 2020/21 meski telah mengeluarkan dana hingga 200 juta pounds lebih untuk mendatangkan pemain bintang.
Lalu apa saja dosa yang membuat kiprah Frank Lampard di Chelsea selama satu tahun lebih ini perlahan demi perlahan terlihat busuk? Berikut ulasannya.
1. Menyalahkan Pemain di Depan Umum
Sebagai mantan pemain, Frank Lampard tentu tahu apa dampak yang akan diterima anak asuhnya ketika dipermalukan dan disalahkan di hadapan publik.
Namun Lampard seakan lupa dengan pengalamannya bermain dan beberapa kali menunjukkan bahwa hasil negatif yang diterima Chelsea karena anak asuhnya.
Hal tersebut ia buktikan saat berkali-kali mengoceh dan mengkritisi kesalahan para bek Chelsea. Lebih parahnya, di awal musim 2020/21 ini ia menyebut nama Marcos Alonso di depan jutaan orang sebagai biang kerok hasil seri yang diterima Chelsea (saat lawan West Bromwich Albion).
Teranyar, di laga melawan Southampton ia menyalahkan para pemainnya yang dinilai tak patuh tak paham dalam manajemen permainan sehingga Chelsea kembali meraih hasil seri.