3 Dosa Frank Lampard Bersama Chelsea sejak Musim 2019/20
Chelsea telah kebobolan 63 gol dalam 43 laga Liga Inggris bersama Frank Lampard sejak 2019/20. Namun seakan tak ingin berkaca dan mulai berbenah, ia malah menyalahkan para pemainnya di lini belakang.
Problem Chelsea dalam urusan bertahan memang kebanyakan dari kesalahan para pemainnya. Namun Lampard sebagai pelatih tak membantu para pemainnya untuk meningkatkan kualitas pertahanan.
Sebagai contoh, Lampard tak tahu komposisi lini belakangnya dan kerap mengubah-ubah formasi di lini belakang. Dalam 41 pertandingan sebelumnya, ia menggunkana 20 line up berbeda untuk lini belakang.
Tentu dosa Lampard di balik buruknya pertahanan Chelsea juga tak lepas dari taktiknya yang melakukan zonal marking yang mudah terekspos oleh lawan dan man marking yang kerap diperagakan saat set pieces.
3. Sering Bereskperimen dan Memainkan Pemain di Luar Posisinya
Chelsea bisa dikatakan memiliki hampir pemain terbaik dan potensial di setiap posisi permainan. Namun, Frank Lampard nampak tak bisa memaksimalkan potensi para pemainnya dan malah sering memainkan pemain di luar posisi aslinya.
Eksperimen Lampard dengan formasi yang kerap ia ubah dari 4-3-3 menjadi 4-2-3-1 atau 3-4-3 membuat para pemainnya seakan dipaksa untuk bermain di luar posisinya.
Sebagai contoh, pada laga melawan Southampton, Lampard memainkan Christian Pulisic di sisi kanan. Padahal posisi aslinya ada di sisi kiri. Malah di posisi sayap kiri, ia menaruh Mason Mount yang notabene gelandang bernomor 8.
Di saat winger-winger Chelsea cedera dan hanya menyisakan Callum Hudson-Odoi, Lampard malah mencadangkannya dan menaruh Mount di lini sayap. Sebagai catatan saat melawan Crystal Palace, Hudson-Odoi yang jadi starter tampil brilian di saat Mason Mount di cadangkan oleh Lampard.
Belum lagi dengan fakta bahwa Timo Werner yang berposisi asli Striker ditaruh sebagai winger kiri ataupun Kai Havertz yang bertipe pemain nomor 10 ditaruh sebagai winger kanan.