INDOSPORT.COM – Liga Inggris 2020/21 telah memasuki pekan kelima. Para penyerang tajam musim lalu pun telah unjuk gigi dan membuka kran golnya. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi Pierre Emerick-Aubameyang.
Sejak pertama kali datang ke Liga Inggris pada Januari 2018, Aubameyang sejatinya telah mengukuhkan diri sebagai penyerang tertajam di kompetisi terpopuler ini.
Bahkan pria asal Gabon ini mampu menjadi pemain Arsenal tercepat yang mencetak 50 gol di Liga Inggris hanya dalam 79 penampilan saja. Ia bahkan mampu mengalahkan Thierry Henry yang mencetak 50 gol dalam 83 laga.
Tentunya apa yang dicapai Aubameyang menjadi pembuktian kualitas dirinya. Hal ini sebanding dengan harga yang dikeluarkan Arsenal untuknya pada 2018 silam yakni dengan harga Rp1 triliun.
Bahkan besaran dana yang dikeluarkan Arsenal ia balas dengan gelar top skorer pada musim 2018/19 saat dirinya mencetak 22 gol bersama Mohamed Salah.
Secara tim, Aubameyang sendiri baru mengantarkan Arsenal menjadi kampiun Piala FA dan Communtiy Shield di 2019/20 dan 2020. Semua catatan apik ini menjadi bukti bahwa ia menjadi sosok yang tepat sebagai goal getter The Gunners.
Sayangnya, rentetan gol Pierre-Emerick Aubameyang tersendat di pekan-pekan awal Liga Inggris 2020/21. Ironisnya, hal tersebut terjadi setelah dirinya memperpanjang kontraknya bersama Arsenal dan jadi pemain dengan bayaran termahal The Gunners dan Liga Inggris (Rp6,6 miliar per pekan).
Tak pelak kecaman pun hadir untuknya. Dalam lima laga awal Liga Inggris 2020/21, ia baru mencetak 1 gol saja. 1 gol itupun didapat di pekan perdana melawan tim yang baru promosi, Fulham.
Salah satu kritikan tajam yang mampir padanya datang dari Darren Bent. Ia menyebut performa Aubameyang merosot tajam setelah memperpanjang kontraknya.
“Itu bukanlah fakta bahwa ia tidak mencetak gol, semua kembali ke performanya. Sebelum ia memperpanjang kontrak, ia berada di mana saja. Berlari membantu pertahanan, menekel lawan, membuka peluang. Ada rasa lapar yang ia tunjukkan.
“Sesaat Anda bisa lihat ada penurunan performa darinya. Saya tak tahu apakah ada hubungannya dengan pembaharuan kontrak. Tapi Anda bisa katakan dia tak bermain dengan intensitas seperti sebelumnya (kontrak anyar),” tutur Bent dikutip dari talkSPORT.
Sejenak tak ada yang salah dari perkataan Bent. Sejatinya, Aubameyang selalu akrab dengan gol. Tak terhitung berapa kali ia menjadi penyelamat Arsenal dengan gol-golnya. Sehingga ketika ia tak mencetak gol, banyak pihak akan mempertanyakannya.
Lalu, ada apa dengan Aubameyang sehingga kran golnya tersendat? Hal ini tak lepas dari taktik Mikel Arteta selaku pelatih Arsenal saat ini.
Pria asal Spanyol ini menaruh Aubameyang di luar posisi aslinya. Arteta lebih sering menjadikan pemain berusia 31 tahun ini sebagai winger kiri. Padahal untuk posisi winger kiri, Arsenal memiliki Willian dan Nicolas Pepe.
Sebagai perbandingan, sejak Aubameyang datang ke London, ia memiliki rataan gol 0,73 per laga dan mampu melakukan sentuhan di kotak 16 dengan rata-rata 4.81 sentuhan per laga.
Bahkan naluri mencetak golnya sangat terlihat di mana ia mampu melepaskan 2,44 tembakan dari kotak 16 per laga dengan rataan tembakan yang tepat sasaran mencapai 1,29 kali per 90 menit.
Sedangkan di zaman Arteta, statistik Aubameyang menurun drastis dengan catatan 0.52 gol per laga, 4,29 sentuhan di kotak 16 per laga dan dibarengi 1,88 tembakan dari kotak 16 serta hanya memiliki rataan 1,36 tembakan yang tepat sasaran.
Bisa dikatakan, naluri goal getter Aubameyang terlihat saat ia bermain di tengah di mana ia mampu menciptakan peluang untuk dirinya sendiri dan bahkan mencetak gol.
Bahkan catatan Aubameyang bersama Arteta jauh lebih buruk ketimbang catatannya saat diasuh oleh Emery. Bersama pelatih yang sempat dicecar pendukung Arsenal ini, ancaman yang Aubameyang berikan kepada lawan terbilang menakutkan.
Bersama Emery, rataan gol Aubameyang di Liga Inggris mencapai 0,69 gol per laga di mana ia mampu melepaskan 2,95 sepakan per laga. Bahkan gol di luar situasi penalti Aubameyang terbilang tinggi dan mencapai 0,56 gol per 90 menit.
Seluruh statistik ini diperparah dengan fakta Arteta yang lebih memilih memainkan Willian sebagai false nine dan menjadikan Aubameyang winger kiri saat tumbang dari Manchester City di pekan kelima Liga Inggris 2020/21.
Tentu ini menjadi PR besar bagi Arteta yang terkesan mengurangi kreatifitas Aubameyang dalam mencetak gol dan menjadi penyelamat serta pahlawan Arsenal seperti sebelum-sebelumnya.
Ada baiknya Arteta mulai menghapus keyakinannya yang menyebut Aubameyang adalah pemain yang ada untuk tim dan bisa dimainkan di mana saja sesuka hati dan taktik pelatih.
“Dia (Aubameyang) adalah pemain yang ada untuk tim dan Anda bisa memintanya bermain di mana saja dan dia akan senang menerimanya,” tutur Arteta saat ditanya posisi Aubameyang.
Menarik dinantikan bagaimana cara Mikel Arteta memanfaatkan Pierre-Emerick Aubameyang. Apakah akan tetap mengurung potensinya atau malah mengembalikannya?