INDOSPORT.COM - Inter Milan berhadapan dengan Borussia Monchengladbach di fase grup Liga Champions 2020-2021. Sebelumnya, mereka sudah pernah bertemu dan bahkan menuai insiden yang melibatkan Roberto Boninsegna.
Roberto Boninsegna adalah pemain Nerazzurri periode 1969 sampai dengan 1976. Selama perjalananannya bersama klub Liga Italia tersebut, ia pernah membuat sejarah yang tidak akan pernah dilupakan para penggemar sepak bola.
Tepatnya adalah insiden kaleng soft drink alias minuman ringan yang membuat ricuh kubu Inter dan Monchengladbach di putaran kedua European Cup (sekarang Liga Champions) 1971-1972.
Pada waktu itu, 20 Oktober 1971, skuat Inter bertandang ke Bokelbergstadion. Klub tuan rumah berhasil menang besar-besaran dengan skor 7-1 namun kebahagiaan tersebut ternoda gara-gara seorang Roberto Boninsegna.
Pria kelahiran 13 November 1943 itu terkena lemparan kaleng minuman dan suasana pun langsung menjadi rusuh. Para pemain mulai mengerubunginya sampai sang wasit, Jef Dorpmans, harus menghentikan laga selama tujuh menit.
Dorpmans sendiri dihadapkan pada situasi yang sulit saat itu, apakah harus melanjutkan atau menghentikan permainan sementara waktu. Pasalnya, ia tidak merasa insiden tersebut berakibat fatal terhadap Boninsegna.
Ia bahkan merasa terkejut dengan keputusan UEFA yang mengabulkan permintaan untuk pertandingan ulang alias replay. Hal ini pun menjadi sebuah kontroversi mengingat masing-masing pihak kekeh membela diri.
Apa yang terjadi? Awalnya, salah satu pemain Borussia Monchengladbach, Gunter Netzer, membuang kaleng yang menghantam Boninsegna tersebut ke pinggir lapangan, yang kemudian dipungut oleh pemain Inter, Sandro Mazzola, untuk ditunjukkan kepada wasit.
Akan tetapi, sempat terjadi perdebatan apakah Mazzola membawa kaleng yang benar. Ada yang menyebut ia tidak mengambil kaleng yang Netzer buang, melainkan sebuah kaleng Coca-Cola dari penonton.
Sayangnya, pada waktu itu tidak ada bukti konkret yang bisa digunakan untuk berdebat, mengingat laga tersebut tidak disiarkan secara langsung. Ditambah lagi, kondisi di pinggir lapangan saat Mazzola mengambil kaleng sangatlah hiruk pikuk.
Dari rekaman yang beredar beberapa waktu kemudian, terlihat Mazzola menyodorkan kaleng biang kerok itu ke wasit, bisa dibilang kosong sampai bisa diremas hingga peyok. Namun ia membeberkan bahwa kaleng yang mengenai Boninsegna isinya berat/penuh.
Boninsegna pun memilih diam seribu bahasa setelah kejadian tersebut. Baru setelahnya ia mengatakan dirinya tidak berpura-pura sakit, ia mengaku benar-benar lemah setelah terkena lemparan kaleng.
“Saya merasakan sakit yang mendadak, saya tidak melebih-lebihkan. Saya tidak sadarkan diri, saya memang tidak mengalami luka, tapi itu benar-benar lemparan yang parah,” ucapnya kepada Corriere dello Sport pada tahun 2015.
Buntut kejadian ini pun panjang lantaran kedua tim harus melakoni laga replay. Sembari menanti keputusan, leg kedua antara Inter Milan vs Borussia Monchengladbach tetap dimainkan dan berakhir dengan kemenangan Nerazzurri 4-2.
Replay leg pertama lalu diadakan pada bulan Desember 1971. Dari semula yang menang 7-1, Monchengladbach harus menerima fakta bahwa mereka hanya bisa bermain imbang 0-0 kali ini.
Inter pun berhasil lolos ke fase perempatfinal dan berhadapan dengan Standard Leige, lalu semifinal kontra Celtic. Roberto Boninsegna dkk melaju hingga final namun pada akhirnya harus takluk di tangan Ajax Amsterdam berkat dua gol Johan Cruyff.
Lalu siapa sebenarnya pelempar kaleng yang menjadi dalang huru-hara di Bokelbergstadion? Seperti diberitakan laman thesefootballtimes, menurut pengakuan wasit, ia adalah seorang penggemar Monchengladbach.
Akan tetapi pengakuan Jef Dorpmans tersebut berubah 180 derajat 25 tahun setelahnya. Ia mengoreksi ucapannya bahwa pria yang sempat ia sebut tersebut bukan orang yang melempar kaleng.
Kini memasuki musim 2020-2021, Inter Milan dan Borussia Monchengladbach kembali bertemu. Mereka berada di Grup B Liga Champions bersama Real Madrid dan Shakhtar Donetsk.
Sebelum pertandingan perdana grup musim ini, dua klub tersebut tercatat sudah berhadapan sebanyak empat kali - lima jika dihitung dengan laga replay insiden kaleng Roberto Boninsegna.