INDOSPORT.COM - Pentas sepak bola paling elite di Indonesia, Liga 1 2020 barangkali belum jelas kapan akan dilanjutkan menyusul larangan secara halus dari pihak kepolisian, namun sejumlah klub tetap getol mempersiapkan diri, termasuk Arema FC.
Setelah dipastikan kehilangan empat pemain asing yang mereka gunakan pada awal Liga 1 (sebelum pandemi virus corona), Arema FC diketahui mengontrak dua ekpatriat baru asal Brasil, yakni Caio Ruan Lino De Freitas dan Bruno Smith Nogueira Camargo.
Belakangan, manajemen berencana mendatangkan dua nama lain yang salah satunya berposisi penjaga gawang. Arema FC bahkan terkesan ngotot soal perekrutan kiper asing.
Sebelumnya, klub berlogo kepala singa itu sempat dikabarkan memboyong Joao Victor, kiper muda klub Botafogo Brasil. Sayang, dia batal datang karena alasan teknis.
"Dia tak dilepas oleh klubnya, dengan pertimbangan tertentu. Padahal, kiper ini masih berusia sangat muda dan sangat potensial (untuk masa depan klub)," cetus General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, beberapa waktu lalu.
Pencarian kiper tangguh seolah menjadi rutinitas Arema FC selama tiga tahun terakhir, paling tidak sejak mereka tak lagi diperkuat Kurnia Meiga yang mendadak jatuh sakit dan hingga kini belum bisa kembali ke lapangan hijau.
Sekadar mengingatkan, Kurnia Meiga merupakan kiper andalan Arema FC selama bertahun-tahun. Namanya meroket usai mengantarkan Singo Edan menjuarai Liga Super Indonesia (LSI) 2009-2010 dan terpilih sebagai Pemain Terbaik.
Bukan hanya berpredikat nomor satu di Arema, Kurnia Meiga juga menyegel posisi kiper utama di timnas Indonesia. Dia disebut-sebut sebagai salah satu pemain kesayangan mendiang Alfred Riedl selaku pelatih Tim Garuda tiga periode (2010, 2014, 2016).
Kembali ke Arema FC, selama ada Kurnia Meiga, klub relatif tak pernah kelimpungan soal pertahanan. Keberadaan pemain yanga akrab disapa Si Entong tersebut memberikan rasa aman di kalangan bek-bek Singo Edan.
Namun, kisah manis Arema FC bersama Kurnia Meiga terpaksa berakhir pada pertengahan Liga 1 2017. Pertandingan tandang kontra Barito Putera yang berbuah kemenangan tipis 2-1 menjadi penampilan pamungkas sang kiper.
Total Kurnia Meiga bermain sebanyak 19 kali di musim terakhirnya bareng Arema FC. Dia mempersembahkan sembilan kemenangan, lima seri, dan enam kekalahan.
Selama mengawal gawang Arema FC di musim itu, Kurnia Meiga menderita 17 kali kebobolan plus mencatat 10 clean sheet. Trofi Piala Presiden 2017 menjadi persembahan terakhirnya untuk Aremania.
Kepergian Kurnia Meiga seolah meninggalkan lubang menganga di jantung pertahanan Arema FC. Tak percaya? Begitu dia jatuh sakit, klub harus menderita 27 kebobolan sampai akhir Liga 1 2017 atau sekitar 61 persen dari total musim itu (44).
Semakin miris melihat jumlah clean sheet Arema FC di sisa Liga 1 2017 setelah ditinggal Kurnia Meiga. Mereka tercatat cuma bisa menorehkan empat clean sheet saja!
Masuk akal bila manajemen kebakaran jenggot. Pencarian kiper dimulai di Liga 1 2018, saat Arema FC memutuskan untuk merekrut Kurniawan Kartika Ajie dari Persiba Balikpapan.
Namun, bukannya bersinar, Kartika Ajie yang notabene langganan timnas Indonesia U-23 justru melempem di Arema FC. Dia kalah bersaing dengan dua kiper senior, Utam Rusdiana dan Joko Ribowo.
Performa dua nama yang disebut belakangan toh dirasa masih kurang oke oleh manajemen, sehingga kebijakan tak populer pun diambil pada paruh musim Liga 1 2018.
Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah keikutsertaan di Liga Indonesia (sejak 1994), Arema FC memakai jasa kiper asing bernama Srdjan Ostojic. Pemain berpaspor Serbia itu diminta menutup lubang yang ditinggalkan Kurnia Meiga.
Lantas, apa yang terjadi? Penampilan Ostojic jauh di bawah ekspektasi manajemen. Dia bahkan kehilangan tempat di tim utama setelah melakoni empat pertandingan awal di Liga 1 2018.
Memasuki Liga 1 2019, Arema FC melakukan perjudian besar, kalau tidak boleh dibilang eksperimen, dengan menempatkan Kurniawan Kartika Ajie sebagai kiper utama. Bagaimana hasilnya? Porak-poranda.
Gawang Arema FC kebobolan 62 kali sepanjang Liga 1 2019. Angka tersebut merupakan yang paling buruk kedua setelah Badak Lampung FC (65), bahkan lebih parah dari dua tim penghuni dasar klasemen, Semen Padang (45) dan Kalteng Putra (54).
Beralih ke Liga 1 2020, Arema FC mempercayakan posisi nomor satu di bawah kepada Teguh Amiruddin, kiper yang diboyong dari Tira-Persikabo. Dia mentas tiga kali, mencatat satu clean sheet, tapi klubnya keok dua kali dari Persib Bandung (1-2) dan PSIS Semarang (0-2).
Rapor ini tentu menjadi pertimbangan manajemen untuk kembali melakukan pencarian kiper tangguh. Mereka sudah sangat merindukan masa-masa di mana seorang Kurnia Meiga memberikan rasa aman di sektor pertahanan Arema FC.
"Kualitas seorang kiper juga ikut berpengaruh terhadap performa pemain lain. Sehingga, kalau kipernya sudah bagus, setidaknya bisa memberikan ketenangan bagi para pemain di lini pertahanan," ujar Ruddy Widodo.
Tak mudah memang menemukan kiper berkualitas nomor satu seperti Kurnia Meiga. Semoga beruntung dengan pencarian kalian, Arema FC!