INDOSPORT.COM – Dalam sepak bola, pembalasan kerap dilakukan pemain kepada mantan klubnya yang telah memperlakukannya semena-mena. Hal ini berlaku bagi Ciro Immobile saat dirinya membawa Lazio menumbangkan Borussia Dortmund.
Dortmund memang dikenal sebagai tempat lahirnya bakat-bakat hebat di dunia sepak bola. Tak terhitung berapa banyak nama pemain hebat yang muncul dari skuat Die Borussen dan menjadi buruan tim-tim top Eropa.
Kemahiran Dortmund dalam bisnis jual beli pemain pun mendapat apresiasi banyak pihak. Akan tetapi, bisnis jual beli pemain pernah gagal dilakukan Die Borussen saat memboyong Immobile.
Immobile datang ke Jerman dengan status top skorer Serie A Italia 2013/14 dengan 22 gol. Ketajamannya membuat Dortmund memboyongnya dengan harga relatif murah, yakni 18 juta euro.
Ketajaman Immobile diharapkan Dortmund mampu ia tularkan di Jerman. Setidaknya untuk membantu menaikkan kualitas tim atau menambah harga jualnya kelak jika dilirik tim lain.
Sayangnya harapan itu pupus. Di musim perdana Immobile pada 2014/15, ia hanya mencetak 10 gol saja dari 34 penampilan bersama Dortmund. Tak buruk memang, tapi bagi Die Borussen, dengan harga 18 juta euro, ia seharusnya bisa mencetak lebih.
Cap pemain flop atau gagal pun tak ayal mampir ke Immobile. Tingginya ekspektasi Dortmund yang terpesona dengan statistiknya dan bisnis menjanjikannya membuat pemain yang kini berusia 30 tahun ini melempem.
Sejatinya, cap itu bukanlah sepenuhnya kesalahan Ciro Immobile. 10 gol dari 34 laga bukanlah catatan buruk untuknya yang tengah beradaptasi. Namun Borussia Dortmund seperti kehilangan kesabaran. 18 juta euro saat itu merupakan nilai yang besar bagi Die Borussen.
Alhasil, Immobile dicampakkan ke Sevilla dengan status pinjaman yang kemudian dilepas dengan status permanen 6 bulan setelahnya pada 2015. Sebuah penghinaan baginya tentunya mengingat kiprahnya di 2 musim sebelumnya.
Pencampakkan dan penghinaan yang diberikan Dortmund pada tahun itu membuat kepercayaan diri Immobile hilang. Hal ini berpengaruh kepada performanya di lapangan.
Pada musim 2015/16, ia hanya mencetak 4 gol dari 15 laga untuk Sevilla yang kemudian dipinjamkan di pertengahan musim ke Torino dan menetak 5 gol dari 14 penampilan di kampung halamannya, Italia.
Lazio yang melihat Immobile kesulitan dengan Sevilla dan moncer bersama Torino pun lantas memboyongnya pada akhir musim 2015/16 dengan mahar 9,45 juta euro. Harganya yang turun hampir setengah menjadi bukti ketajamannya merosot.
Namun bersama Lazio, Immobile nampak menemukan kepercayaan dirinya kembali. Di musim perdananya bersama Biancoceleste pada 2016/17, ia mampu mencetak 26 gol dari 45 laga.
Catatan apiknya berlanjut pada musim 2017/18 dengan mencetak 41 gol dari 47 penampilan yang membuatnya menjadi top skorer Serie A dan Liga Europa di musim itu.
Torehannya pun terus berlanjut dan keran gol nampak tak pernah berhenti mengalir dari Immobile. Ia nampak menemukan performa terbaiknya sepanjang kariernya dan membawa Lazio kembali ke Liga Champions untuk pertama kalinya sejak 13 tahun absen.
Memang tak ada yang tahu menahu soal masa depan, namun takdir mempertemukan Immobile dengan Dortmund, tim yang pernah mencampakkannya dan menghilangkan kepercayaan dirinya, di laga perdana grup F Liga Champions 2020/21.
Memang tak ada niatan atau ucapan tersurat bahwa Immobile akan balas dendam ke Dortmund pada pertemuan ini. Namun performa di lapangan membuktikan bahwa dirinya ingin menyampaikan sesuatu kepada tim yang pernah mencampakkannya.
Immobile mampu mencetak gol cepat di menit ke-6 lewat sontekan jarak dekat. Ia pun melakukan selebrasi, hal yang tak biasa terlihat saat pemain berhasil mencetak gol ke gawang mantan timnya. Bahkan penampilan apik Immobile ia lengkapi dengan assist sempurna kepada Jean-Daniel Akpa-Akpro di menit ke-76.
Apiknya penampilan dan sumbangsihnya di laga itu seakan menjadi sinyal penting bahwa Ciro Immobile tuntas melancarkan aksi balas dendamnya kepada Borussia Dortmund yang pernah merenggut performa dan kepercayaan dirinya di masa lampau.