INDOSPORT.COM - Mbeng Jean Mambalou, Hendro Kartiko, Evgheni Khmaruc, serta Andritany Ardhiyasa adalah deretan kiper beken Persija Jakarta sepanjang sejarah Liga Indonesia (1994-sekarang).
Nama yang disebut pertama dan terakhir bahkan sukses mengantarkan kubu Macan Kemayoran menjuarai Liga Indonesia (kini Liga 1), masing-masing pada edisi 2001 dan 2018.
Namun, tak ada satu pun dari mereka berempat yang bisa menyamai catatan emas seorang kiper legendaris bernama Zahlul Fadil. Kok bisa. Siapakah dia?
Nama Zahlul Fadil barangkali tidak setenar Mbeng Jean Mambalou, Hendro Kartiko, Evgheni Khmaruc, dan Andritany Ardhiyasa, terutama di kalangan The Jakmania. Namun, dia mengukir tinta emas yang tak akan pernah bisa disamai oleh kiper Persija lain.
Legenda jebolan salah satu klub internal Persijatim, Bina Taruna, ini berpredikat kiper inti pertama Persija Jakarta di era profesional. Dia diketahui mengawal gawang Macan Kemayoran di empat edisi awal kompetisi kasta tertinggi pasca-peleburan Perserikatan dan Galatama (1994-1998).
Zahlul Fadil adalah bagian penting dalam skuat Persija era 1990-an. Dia menyandang status kiper utama sejak masih tergabung dalam Perserikatan (1988-1994).
Sayang, Zahlul Fadil berkarier di saat Persija memasuki fase penurunan sebelum diambil alih Sutiyoso alias Bang Yos yang notabene Gubernur DKI Jakarta dua periode (1997-2007).
Zahlul Fadil juga mengalami masa keemasan ketika basis suporter Persija Jakarta, The Jakmania, belum terbentuk. Sehingga, wajar apabila namanya terdengar asing di kalangan pendukung Macan Kemayoran.
Secara eksklusif kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Zahlul Fadil bercerita soal masa-masa dirinya membela Persija. Dia merasakan betapa pahitnya berada di papan bawah dan hampir terdegradasi.
"Kalau di luar orang tahunya Persija itu tim elite, tapi kami mengalami periode sulit di awal era profesional, tepatnya Liga Dunhill II (1995-1996). Sampai-sampai terjun bebas ke papan bawah dan hampir degradasi," kata Zahlul Fadil, Jumat (23/10/20).
Sekadar mengingatkan, Persija Jakarta hanya bisa menduduki posisi ke-14 Grup Barat Liga Dunhill 1995-1996 yang notabene batasan zona degradasi musim itu.
Mereka mengumpulkan 23 poin dari 29 pertandingan, dengan perincian lima menang, delapan seri, dan 15 kali keok. Perolehan ini hanya lebih baik daripada BPD Jateng (posisi ke-15) yang kala itu terdegradasi di Grup Barat Liga Dunhill 1995-1996.
Posisi Zahlul Fadil di bawah mistar gawang Persija baru tergeser begitu Mbeng Jean Mambolou bergabung pada Liga Kansas (1996-1997). Dia praktis menjadi pelapis sang kiper legendaris asal Kamerun tersebut.
"Saya di Persija sampai Liga Indonesia 1997-1998. Dua musim terakhir saya jadi pelapisnya Mbeng Jean. Setelah itu, saya memperkuat salah satu klub internal Persija, Menteng FC, sampai 2004," cetusnya.
Setelah Menteng FC, Zahlul Fadil berpindah haluan ke futsal. Namanya sempat masuk skuat timnas Indonesia yang berlaga di Piala AFF Futsal 2004.
"Setelah pensiun dari sepak bola, saya fokus ke futsal pada 2004. Saya masuk skuat timnas Indonesia yang berlaga di Piala AFF Futsal, Bangkok, tapi cadangan," imbuh pelatih Electric PLN saat menjuarai Liga Futsal 2008 ini.
Zahlul Fadil tercatat aktif di jagat futsal Indonesia hingga 2011. Terakhir dia menjabat pelatih kiper timnas futsal Indonesia periode 2007-2011.
Kini, Zahlul Fadil sedang menikmati masa pensiun dari pekerjaan utama sebagai pegawai PLN. Dia baru saja pensiun tahun ini setelah bekerja selama 33 tahun sejak 1987.
"Saya kerja di PLN sejak 1987 sebelum gabung Persija. Waktu itu masih di Bina Taruna. Selama berkarier di lapangan hijau saya dapat dispensasi dari kantor bersama Kamarudin Betay, Herman Saleh, dan Rahmad Dwi Putranto," pungkas Zahlul Fadil.
Begitulah sepenggal kisah Zahlul Fadil. Kiper inti pertama Persija Jakarta di Liga Indonesia yang wajib diketahui oleh para pendukung Macan Kemayoran, terutama The Jakmania.