Beruntungnya Tottenham Punya Harry Kane, Striker Kelas Dunia Sekaligus Playmaker Papan Atas
Evolusi menjadi playmaker sesungguhnya sebuah kecerdasan sekaligus ketidakegoisan Harry Kane demi memberikan hasil bagi Tottenham Hotspur.
Perihal kecerdasan, ini bersifat subyektif dan untuk Harry Kane sendiri. Sepertinya, ia menyadari tak bisa lagi memaksakan diri untuk sprint atau berlari cepat ke pertahanan lawan, terutama ketika serangan balik.
Hal ini terjadi sejak Harry Kane mengalami cedera kambuhan pada awal 2019 dan 2020 di mana ia diganggu masalah lutut dan otot paha.
Sebagai seorang target-man, Harry Kane tentunya mendapat penjagaan ketat dari bek lawan dan sasaran utama dari berbagai atraksi permainan defensif rival untuk mencegahnya mencetak gol. Artinya, resiko cedera pun tinggi.
Bayang-bayang cedera pastinya menghantui Harry Kane. Karena itu, perlahan-lahan ia mengubah karakter bermainnya.
Harry Kane lebih sering membuka ruang bagi rekan-rekannya untuk menyerang, melepas umpan-umpan lambung ke pertahanan lawan dengan harapan pemain berkaki cepat dapat menyambutnya.
Pemain kaki cepat yang dimaksud tentu saja Son Heung-min, yang mahir lepas dari kawalan lawan.
Harry Kane sang playmaker kian menjadi tahun ini terutama sejak Tottenham Hotspur kehilangan Christian Eriksen yang hengkang ke Inter Milan dan dicadangkannya Dele Alli oleh Jose Mourinho.
Kini, di tangan Harry Kane-lah permainan Tottenham dikontrolnya tanpa perlu berlari cepat dan banyak menyentuh bola. Statistik di Liga Inggris musim ini mencatat bahwa ia menyentuh bola 246 kali atau rata-rata 41 kali per pertandingan.
Harry Kane berada di urutan kedelapan daftar sentuhan terbanyak pemain Tottenham di Liga Inggris 2020/21.
Tak Egois
Seorang striker umumnya dituntut bermain lebih egois demi mencetak gol sebanyak mungkin. Harry Kane pernah mendapat label tersebut lantaran kegigihannya mengeksekusi peluang sendirian di saat rekannya punya kans lebih besar untuk membobol gawang lawan.
Namun, ketimbang memikirkan reputasinya yang mungkin tercoreng lantaran perbendaharaan gol kalah dari seorang pemain sayap, Harry Kane tampak bahagia dengan peran sebagai pelayan di lini serang sekarang.
Perubahan ini pun sempat mendapat pujian dari Jose Mourinho.
"Mungkin tidak banyak orang tahu kalau Harry Kane sangat bagus secara teknik dan mempertahankan bola. Terkadang ia tampil baik ketika bermain lebih ke belakang. Dia tidak benar-benar seorang target-man," kata Jose Mourinho seperti dilansir Football London pada awal Juli 2020.
Apapun itu, Harry Kane tengah menikmati performa positif. Pada akhirnya, Tottenham Hotspur-lah yang beruntung karena masih bisa merasakan kontribusi nyata pencetak gol kelas dunia sekaligus playmaker papan atas dalam satu orang saja.