INDOSPORT.COM - Jika ingat Doan Van Hau, maka yang terlintas ialah musuh besar Timnas Indonesia di SEA Games 2019 lalu. Kini media Vietnam membandingkan wonderkidnya dengan Egy Maulana Vikri.
Pada ajang pesta olahraga se-Asia Tenggara, langkah pasti prestasi anak bangsa hanya tinggal seikit lagi boyong emas. Sayangnya pada cabang olahraga sepak bola putra, Evan Dimas dan koleganya malah bertemu dengan Timnas Vietnam.
Ya, duel akhir Timnas Indonesia U-23 ini berakhir dengan kekalahan 0-3 lawan negara tetangga. Salah satu penyebabnya pun tak lepas dari sosok Doan Van Hau yang sempat diklaim bermain kasar hanya agar skuat Park Hang-seo juara pertama.
Media asal negeri penghasil mawar itupun kini memasukan nama pemain berusia 21 tahun itu dalam dafta pesepak bola dari Asia Tenggara yang berkarier di Eropa. Dari daftar itu, media Vietnam juga menjelaskan sedikit terkait Egy Maulana Vikri yang dikenal Messi Indonesia.
"Van Hau adalah pemain Vietnam pertama yang bermain untuk tim junior Belanda, SC Heerenveen. Setelah setahun bela tim cadangan, ia kembali ke Hanoi FC. Dibandingkan pemain Asia Tenggara lain, dialah yang paling menarik perhatian," tulis media itu.
Cukup menjelaskan secara gamblang terkait pemainnya sendiri, Zing News kemudian menuturkan terkait Egy yang terkenal sebagai pemain Tanah Air. Mulai dari karier di liga Polandia bareng Lechia Gdansk, hingga pencapaiannya bersama Timnas.
"Egy Maulana Vikri lahir pada tahun 2000 dan merupakan pemain muda paling terkenal di dunia sepak bola Indonesia saat ini. Bermain sebagai gelandang serang di Lechia Gdansk, ia bermain dalam empat dari delapan pertandingan musim ini,"
Meski dinantikan, Egy tak terlalu bersinar di skuat Timnas Indonesia U-23. Dia tak bisa membantu tim tuan rumah memenangkan tiket ke Piala Asia U-23 2020," tambah informasi dari media yang bersangkutan.
Selain menuliskan Doan Van Hau dan Egy Maulana Vikri, media Vietnam itu juga sempat menuturkan pemain muda lain yang harumkan nama Asia Tenggara di kancah Eropa. Ada Benjamin Davis (Thailand), Ikhsan Fandi (Singapura), dan Luqman Hakim (Malaysia).