INDOSPORT.COM - 30 Oktober 1960 menjadi tanggal spesial bagi Argentina dan dunia sepak bola. Pasalnya pada tanggal tersebut lahir sosok legendaris Diego Maradona.
Dalam dunia sepak bola, dewasa ini orang akan lebih mengenal sosok Lionel Messi sebagai pesepakbola hebat dan berkualitas asal Argentina.
Kondisi itu tak lepas dari torehan pemain berjuluk La Pulga bersama Barcelona yang meraih banyak prestasi. Di antaranya seperti 10 trofi juara LaLiga Spanyol, empat gelar Liga Champions, dan enam trofi Piala Copa del Rey.
Di level Timnas Argentina sendiri Messi pernah membawa negaranya menjadi juara Piala Dunia U-20 2005 dan juga meraih medali emas Olimpiade 2008.
Namun, jauh sebelum ada Messi, dunia lebih dahulu mengenal satu sosok jenius sepak bola asal Argentina. Sosok itu tak lain sang legenda hidup, Diego Maradona.
Generasi milenial mungkin kurang familiar dengan namanya. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa dia adalah salah satu sosok yang berjasa dan membuat Argentina menjadi salah satu kiblat sepak bola dunia.
Kini, mantan mertua Sergio Aguero itu tengah merayakan hari jadinya yang ke-60. Oleh sebab itu ini merupakan saat yang tepat untuk mengenang kembali kisah Maradona, yang menjadi ikon Argentina sebelum munculnya Messi.
Berjuang Lawan Kemiskinan Lewat Sepak Bola
Memiliki bakat sepak bola yang luar biasa, banyak yang mengira bahwa Diego Maradona lahir dari keluarga yang juga datang dari dunia si kulit bundar. Namun pada kenyataanya kedua orang tua Maradona bukanlah pesepakbola, bahkan jauh dari dunia olahraga.
Ayah Maradona, Diego 'Chitoro' Maradona adalah seorang pengemudi perahu, yang mencari rejeki dengan hasil pancingan atau pergi mengantarkan sapi menyebrangi sungai. Sementara sang ibu, Dalma 'Tota' Salvadora bekerja sebagai pelayan.
Pada mulanya, Diego dan Tota tinggal di Esquina, sebuah daerah tepat di perbatasan Argentina dan Paraguay. Namun, setelahnya mereka pindah ke Villa Fiorito, sebuah daerah di dekat ibu kota Argentina, Buenos Aires.
Sebelum Maradona lahir, Diego dan Toto sudah memiliki tiga orang putri. Saat mengandung Maradona, Tota menyebut sudah tahu bahwa anak keempatnya adalah laki-laki karena sudah suka 'menendang' sejak dalam kandungan.
Benar saja, pada 30 Oktober 1960, seorang bayi laki-laki kecil lahir ke dunia. Ia pun diberi nama yang sama dengan sang ayah, yakni Diego Maradona.
Kehidupan Maradona saat kecil jauh dari kata kemewahan. Ia tinggal di sebuah gubuk yang tak ada air dan juga listrik. Kondisi keungan kedua orang tua yang tak bagus membuatnya mau tak mau harus ikut bekerja.
Sejumlah pekerjaan pun rela ia lakukan demi mendapat uang. Mulai dari menjual potongan-potongan besi, mengumpulkan bungkus-bungkus rokok, hingga menjadi tukang membuka pintu taksi.
Meski begitu, Maradona ternyata menyimpan mimpi menjadi bintang lapangan hijau, terutama sejak menerima sepak bola sebagai hadiah ulang tahun dari sepupunya.
Saat berusia delapan tahun, seorang pencari bakat tak sengaja melihat permainan sepak bolanya dan langsung menawarkan untuk mengikuti trial bersama Cebolitos (Bawang Kecil), tim muda dari klub Argentinos Juniors.
Tak lama, tepatnya 20 Oktober 1976, Maradona menjalani debut profesionalnya bersama Argentinos Juniors melawan Talleres de Cordoba. Di laga perdana itu, Maradona langsung menarik perhatian usai melakukan nutmeg untuk melewati hadangan Juan Domingo Cabrera.
Di Argentinos Juniors, Maradona bermain selama lima tahun dan menghasilkan 115 gol dari total 167 penampilan. Catatan itu menarik Boca Juniors untuk merekrutnya dengan mahar sebesar 4 juta USD (sekitar Rp59 miliar).
28 gol hanya dari 40 penampilan di musim perdananya pun sudah cukup bagi Maradona untuk mendapat panggilan memperkuat Timnas Argentina ke Piala Dunia 1982, yang berlangsun di Spanyol.