INDOSPORT.COM - Raksasa LaLiga Spanyol, Barcelona, tengah makin terpuruk di awal musim ini, apakah revolusi Ronald Koeman patut disalahkan atas kondisi ini?
Betapa kesalnya Antonine Griezmann ketika timnya, Barcelona, gagal menang melawan tim semenjana di Laliga Spanyol, Deportivo Alaves pada Minggu dini hari tadi. Dalam wawancara seusai laga, ia menyatakan bahwa dirinya dan tim begitu geram karena tahu Barca sangat membutuhkan tiga poin setelah sebelumnya kalah di El Clasico.
"Kami marah dan geram karena kami menginginkan tiga poin setelah mengalami kekalahan. Kami harus lebih banyak melakukan peningkatan, bekerja keras untuk memenangkan pertandingan berikutnya," kata Griezmann, dilansir dari Mundo Deportivo.
Ia menilai timnya sangat buruk dalam penyelesaian akhir karena banyaknya peluang yang terbuang sia-sia. Menurut Griezmann, timnya kini membutuhkan perubahan di semua aspek.
Kegeraman Antoine Griezmann cukup beralasan. Barcelona di bawah Ronald Koeman musim ini seperti kehilangan jati diri.
Sampai pekan keenam, Blaugrana masih terjerembab di peringkat ke-12. Padahal, dalam lebih dari satu dekade terakhir, mereka selalu ada di tiga besar dalam kurun waktu yang sama.
Hasil imbang dari Alaves bak puncak gunung es yang menunjukkan betapa kekuatan Barca telah jauh melemah dibanding musim lalu.
Total dari enam pertandingan, Barcelona baru menang dua kali. Ini adalah start terburuk Barcelona dalam 18 tahun terakhir.
Bahkan, seorang Lionel Messi pun ikutan gagal menampilkan performa terbaiknya. Barcelona tengah dalam masalah serius musim ini.
Ronald Koeman Bertanggung Jawab
Hasil minor yang didapatkan Barcelona ini disadari betul oleh Ronald Koeman. Ia mengaku khawatir dengan kondisi timnya.
"Ini tidak normal bagi klub sekelas Barcelona, hanya meraih dua poin dari 12 poin terakhir yang tersedia," katanya.
Koeman menilai bahwa timnya memiliki masalah kronis dalam penyelesaian akhir. "Tidak bisa diterima jika klub sekelas Barcelona menciptakan banyak peluang hanya untuk membuat satu gol,"
Musim ini Ronald Koeman melakukan perubahan signifikan di tim Barcelona. Tak cuma komposisi pemain, Koeman juga merubaha gaya bermain El Barca.
Setelah hampir dua dekade nyaman dengan 4-3-3, Barca dibawa Koeman pada formasi 4-2-3-1 yang lebih bertahan.
Ronald Koeman telah mengambil keputusan besar dengan membuang sejumlah pilar Barcelona seperti Arturo Vidal, Ivan Rakitic, dan tentu saja Luis Suarez. Koeman seperti percaya diri bahwa tim Barca asuhannya bisa sama hebat dengan mengandalkan talenta lebih muda seperti Ansu Fati, Philippe Coutinho, dan Ousmane Dembele.
Namun, keyakinan Ronald Koeman itu masih belum sepenuhnya terbukti. Meski memiliki Lionel Messi, Barca kesulitan mencetak gol di LaLiga Spanyol.
Koeman pun dinilai sebagian pihak telah blunder melepas Luis Suarez. Sebab, selama ini, Suarez menjadi bomber paling mematikan di Barcelona. Kombinasinya dengan Lionel Messi sangat sulit ditandingi.