Sassuolo, Anak Bawang yang Siap Jadi Rival AC Milan Selain Juventus
Sassuolo pertama kali hadir di Serie A Italia pada musim 2013/14 bersama pelatih legendaris mereka, Eusebio Di Francesco. Sang pelatih kemudian semakin dikenal usai membawa AS Roma ke semifinal Liga Champions 3 musim lalu.
Eusebio Di Francesco, seorang pelatih muda membawa visi bermain yang lebih modern untuk Sassuolo. Sehingga itu membuat Sassuolo berhasil promosi ke Serie A Italia.
Begitu sampai di Serie A Italia, Sassuolo langsung memulai kodratnya sebagai kuda hitam. Pada saat pramusim, Sassuolo secara mengejutkan berhasil menjadi juara Trofeo TIM setelah hanya kalah adu penalti dari Juventus dan menang 2-1 atas AC Milan.
Padahal dalam sejarahnya, tidak ada tim selain AC Milan, Inter Milan dan Juventus yang bisa juara turnamen pramusim itu. Tapi ternyata Sassuolo melawan kodrat itu dan menciptakan ceritanya sendiri.
Sangat disayangkan di musim pertamanya, dilalui dengan antiklimaks karena harus susah payah bertahan di Serie A Italia. Tapi dua musim berikutnya, Eusebio Di Francesco kembali membuat Sassuolo meledak dengan finish di posisi keenam di atas AC Milan dan Lazio.
Sayang itu adalah kejutan terakhir yang bisa diberikan Eusebio Di Francesco sebelum akhirnya ia membuat cerita sendiri di AS Roma. Hingga akhirnya di tangan pelatih Roberto De Zerbi, ia sekali lagi membangunkan Sassuolo untuk menjalankan kodratnya sebagai tim kuda hitam.
Bermaterikan pemain buangan dari klub besar seperti Gregoire Defrel, Jeremy Toljan, Manuel Locatelli hingga Federico Peluso, Sassuolo disulap jadi tim pembunuh raksasa. Korban terbarunya tentu Napoli yang ditumbangkan di kandangnya sendiri.
Seperti deja vu, Sassuolo kini ingin sekali lagi mencoba peruntungannya menjadi tim kuda hitam yang bisa bersaing di papan atas. Namun pertanyaannya kini sejauh mana Sassuolo bisa membuat kejutan dengan bersaing bersama AC Milan dan Juventus di Serie A Italia.