INDOSPORT.COM - Pemain Manchester United, Paul Pogba, sebaiknya memusnahkan sifat ini jika ingin menyelamatkan kariernya di dunia sepak bola.
Pindah ke Manchester United dari Le Havre pada pada 2009, Pogba sempat membuat dua klub tersebut berseteru. Gara-garanya, ada tuduhan yang menyebut The Red Devils menggunakan cara licik untuk mendatangkannya.
Dari kabar yang beredar, orang tua Pogba kabarnya diberi uang dan sejumlah uang agar mengizinkan putranya merapat ke Old Trafford. Klaim tersebut dibuat oleh presiden Le Havre saat itu, Jean-Pierre Louvel.
Manchester United pun dengan tegas membantah klaim itu. Setelah tensi yang sempat memanas, pihak Le Havre akhirnya mengonfirmasi bahwa mereka sudah mencapai kesepakatan dengan The Red Devils.
Debut perdana Paul Pogba bersama Manchester United terjadi pada 10 Oktober 2009, saat itu ia berada di tim U-18. Sejak muda, ia memang telah menunjukkan bakat hebat sebagai seorang pesepak bola.
Ia bisa sangat mendominasi ketika sedang memegang penguasaan bola dan membaca permainan dengan sangat baik. Akan tetapi, ada kalanya pemain asal Prancis tersebut bertindak bertolak belakang dari deskripsi barusan.
Pogba secara mendadak bisa berubah menjadi seorang pemain yang terlalu lama menyimpan bola dan melakukan aksi-aksi eror. Tentu saja, ini tidak terjadi sekali atau dua kali, tapi sejak dulu.
Saat bermain untuk Manchester United U-18 melawan Modena pada 2011, ia tampil dominan namun tahu-tahu membuat sejumlah kesalahan yang membuat penonton mungkin bertanya dalam hati, ‘ada apa dengan bocah ini?’
Hal serupa juga terjadi saat ia bermain untuk Timnas Prancis, bahkan sejak tampil sebagai bagian skuat Timnas U-19. Pogba kerap mendadak kehilangan fokus, kehilangan bola, dan bahkan menarik pemain lawan saking putus asanya.
Belum lama ini, erornya Pogba kembali terlihat saat pertandingan Liga Inggris antara Manchester United vs Arsenal. Pertandingan yang digelar di Old Trafford pada Minggu (01/11/20) tersebut berakhir dengan kekalahan The Red Devils.
Tipis, skuat asuhan Ole Gunnar Solskjaer hanya kalah dengan skor akhir 0-1. Pierre-Emerick Aubameyang menyarangkan bola ke gawang Manchester United pada menit ke-69 lewat tendangan penalti.
Biang kerok dari penalti tersebut adalah Paul Pogba dan sebagai seorang pemain dan pria dewasa ia pun berani mengakui kesalahannya dengan legawa. Bahkan, ia menyebut aksinya tersebut sebagai ‘stupid mistake’.
“Saya berada dalam kotak dan tidak seharusnya memberi hadiah penalti begitu saja. Mungkin sedikit kehabisan napas karena sebelumnya saya sudah terlalu banyak berlari, hingga melakukan kesalahan bodoh ini,
“Tentu saya akan belajar dari kesalahan ini. Saya memang tidak terlalu bagus ketika berada dalam kotak tapi saya akan terus berkembang menjadi lebih baik,” ucapnya seusai laga.
Satu-satunya solusi untuk kasus Paul Pogba ini adalah konsistensi dan determinasi yang kuat. Ia sudah memiliki bekal berupa talenta dan tinggal mengasahnya saja, terutama mendinginkan kepala dan tetap tenang selama 90 menit.
Apalagi, saat ini Manchester United berada di bawah asuhan Ole Gunnar Solskjaer, yang telah memunculkan kembali semangat Pogba bermain. Penampilannya di beberapa laga perdana setelah Jose Mourinho pergi adalah buktinya.
Ia terlihat begitu bahagia, seolah baru saja terbebas dari sangkar yang selama ini telah mengurungnya. Selain itu, ia juga fokus dan semangatnya menggebu-gebu.
Terlepas dari cedera yang sempat membekapnya beberapa waktu lalu, kini nama Pogba seolah hilang ditelan bumi - meski belum sepenuhnya hilang. Namun sebagai pesepak bola, selalu ada ruang baginya untuk berkembang.