In-depth

Belajar dari Ralph Hasenhuttl, The Alpine Klopp yang Sukses Menyulap Southampton

Sabtu, 7 November 2020 10:32 WIB
Editor: Coro Mountana
© Twitter@branko_opsomer
Marilah kita untuk mencoba belajar dari Ralph Hasenhuttl, pelatih berjuluk The Alpine Klopp yang sukses menyulap Southampton. Copyright: © Twitter@branko_opsomer
Marilah kita untuk mencoba belajar dari Ralph Hasenhuttl, pelatih berjuluk The Alpine Klopp yang sukses menyulap Southampton.

INDOSPORT.COM - Marilah kita untuk mencoba belajar dari Ralph Hasenhuttl, pelatih berjuluk The Alpine Klopp yang sukses menyulap Southampton. 

Kejutan besar terjadi dini hari tadi di mana Liverpool yang sudah kadung nyaman di puncak klasemen sementara Liga Inggris, harus dikudeta secara paksa oleh Southampton. Kemenangan 2-0 atas Newcastle rupanya cukup membuat Southampton nyaman di puncak. 

Tentu ini adalah sebuah kejutan, mengingat tidak ada orang yang bakal menyangka jika Southampton kini berhasil menempati puncak klasemen. Jika dibandingkan dengan Manchester United sekalipun, materi pemain Southampton jelas jauh di bawah. 

Bagi Southampton sendiri, ini adalah untuk pertama kalinya mereka kembali ke puncak klasemen Liga Inggris sejak 1988. Lantas, menjadi pertanyaan tentunya bagaimana caranya Southampton bisa berada di puncak untuk saat ini. 

Jawabannya ada pada ketelitian manajemen dalam menunjuk Ralph Hasenhuttl, pelatih berbakat asal Austria yang sebelumnya sukses bersama RB Leipzig di Jerman. Dengan filosofi taktik mirip dengan Klopp, Hasenhuttl sukses menyulap Southampton. 

Filosofi Dasar Taktik Ralph Hasenhuttl 

Ralph Hasenhuttl mendapat julukan Jurgen Klopp dari pegunungan Alpen berkat filosofi dasar taktiknya yang mirip dengan pelatih Liverpool itu. Pada dasarnya, taktik Ralph Hasenhuttl berfokus pada pressing ketat dan transisi menyerang secara kilat. 

Jadi sejak menangani Ingolstadt, Ralph Hasenhuttl sudah mengamalkan gaya mainnya itu hingga membuat mereka promosi ke Bundesliga Jerman. RB Leipzig, klub yang ia besut selanjutnya pun berhasil ia bawa jadi runner up meski berstatus tim promosi. 

Pada intinya, Hasenhuttl menginginkan timnya merebut bola secepat mungkin dengan berlari tanpa pernah lelah. Lalu begitu berhasil merebut bola, para pemainnya wajib menyelesaikan peluang itu dalam waktu 10 detik, entah itu gol atau tidak yang penting harus ada tembakan. 

Hasenhuttl mempercayai waktu 10 detik adalah batas terlama tim lawan untuk melakukan transisi dari menyerang ke bertahan. Jadi selama tim lawan kaget bolanya direbut, dalam waktu 10 detik, mereka bakal tidak siap untuk bertahan. 

Dengan tempo permainan sangat tinggi dan penuh intensitas, ternyata Hasenhuttl berhasil membuat Southampton untuk sementara mengangkangi Liverpool. Lebih luar biasa lagi, Hasenhuttl sebenarnya diberikan banyak pemain buangan di Southampton.