Mkhitaryan, Permata yang Disia-siakan Manchester United dan Arsenal
Mengawali karier profesional di salah satu klub asal negaranya, Pyunik, Mkhitaryan sudah langsung berhasil merasakan gelar juara Liga Armenia empat tahun berturut-turut (2006-2009).
Setelahnya, ia pun mencoba peruntungan dengan merantau ke Ukraina dan memperkuat Metalurh Donetsk. Meski tak mendapat gelar juara, nyatanya performa Mkhitaryan mendapat sorotan dari Shakhtar Donetsk yang merekrutnya pada 2010 silam.
Bersama klub langganan Liga Champions itu, Mkhitaryan kembali menambah pundi-pundi gelar juaranya dengan tiga kali memenangkan Ukrainian Premier League.
Sebuah kejutan pun datang bagi suami Betty Vardanyan itu pada 2016. Raksasa Bundesliga, Borussia Dortmund merekrutnya dan menjadi gerbang dunia mulai mengenal nama Mkhitaryan.
Selama memperkuat klub yang identik dengan warna kuning dan hitam itu, Mkhitaryan mampu menyabet gelar juara DFL Supercup 2014. Ia pun sempat menjadi top assists di Bundesliga pada musim 2015/16.
Dengan rentetan kinerjanya yang gemilang selama di lapangan, Mkhitaryan pun menarik minat raksasa Liga Inggris, Manchester United. Terlena dengan prestasi di masa lalu klub yang bermarkas di Old Trafford itu, ia memutuskan hengkang, sesuatu yang seharunya tidak ia lakukan.
Dengan mahar sebesar 30 juta poundsterling (sekitar Rp561 miliar), Mkhitaryan berlabuh ke Manchester United. Ia pun langsung membuat sejarah dengan menjadi pemain Armenia pertama yang tampil di Liga Inggris pada 2016 lalu.
Didatangkan dengan biaya mahal, Mkhitaryan secara mengejutkan lebih sering menjadi cadangan dan jarang mendapat kesempatan tampil oleh Jose Mouriho. Transfermarkt mencatat Mkhitaryan hanya tampil di 41 pertandingan dan hanya menyumbang 11 gol bagi Manchester United.
Memasuki musim 2017/18, jam terbang Mkhitaryan semakin sedikit dengan di paruh pertama hanya tampil sebanyak 22 kali dan cuma mencetak 2 gol. Hingga akhinrya kebersamaannya bersama Setan Merah pun akhirnya berakhir.
Pada bursa transfer musim dingin, Manchester United mengambil langkah mengejutkan dengan memboyong Alexis Sanchez dari Arsenal. Selain sejumlah uang, Man United juga menjadikan Mkhitaryan sebagai alat pertukaran.
Fakta tersebut jelas sangat miris mengingat Mkhitaryan ditukar dengan Sanchez, yang pada akhirnya juga gagal membawa Manchester United gemilang, hingga akhirnya dijual ke Inter Milan.
Setali tiga uang dengan ketika berada di Manchester United, Mkhitaryan kembali menjadi pesakitan dan pemain terasing di Arsenal. Dari 2017 hingga 2019, pemain terbaik Armenia iu hanya tampil sebanyak 58 kali dan hanya bisa mencetak 9 gol.
Jengah dengan nasibnya yang luntang-lantung di Liga Inggris, Mkhitaryan pun menjadikan masa peminjaman ke klub Serie A Liga Italia AS Roma sebagai kesempatan emas untuk bisa hengkang.
Diberi kesempatan tampil sebanyak 22 kali dari pertengahan musim 2019/20, pria yang bisa berbicara dalam 8 bahasa itu mampu menciptakan 9 gol. Roma pun akhirnya memutuskan untuk membelinya secara permanen dari Arsenal.
Di musim 2020/21, yang notabene musim perdananya bersama Roma sebagai pemain permanen, Mkhitaryan sudah langsung menunjukkan performa gemilang.
Sebelum mencetak hattrick saat menghadapi Genoa, Mkhitaryan sudah lebih membuat sebuah rekor saat tampil di Liga Europa saat menghadapi CFR Cluj.
Di laga tersebut, Mkhitaryan mampu menjadi pemain tercepat Roma yang berhasil mencetak gol di laga Liga Europa, setelah mencatatkan nama di papan skor padahal laga baru berjalan 57 detik.
Dengan catatan tersebut, menjadi menarik untuk melihat perjalanan karier Mkhitaryan bersama Roma selanjutnya. Bila semakin mentereng, Mkhitaryan pastinya berhasil membuat Manchester United dan Arsenal menyesal sudah membuangnya.