Oliver Bierhoff, Raja Udara dan Super Sub Jerman yang Melegenda
Kehidupan memang seperti roda yang berputar, begitu pula apa yang terjadi pada Oliver Bierhoff yang mulai mendapat pencerahan karier.
Pada musim 1990-1991, ia mulai mengadu nasib di liga Austria bersama Austria Salzburg. Mati-matian, ia ingin menunjukkan dan membuktikan diri layak bermain di liga-liga besar Eropa meski gagal di Jerman saat muda.
Meski tidak terlalu brilian, setidaknya penampilan Bierhoff cukup lumayan ketika membela Austria Salzburg. Akhirnya, sebuah pintu pun terbuka baginya untuk bermain di kancah Serie A Liga Italia.
Saat itu, Inter Milan berminat mendatangkannya dengan harga 400 ribu poundsterling. Larut dalam angan-angan bisa berseragam Nerazzurri, pada kenyataannya Bierhoff malah dikirim ke klub promosi, Ascoli, untuk musim 1991-1992.
Istilah ‘angel in disguise’ nampaknya cukup cocok mendeskripsikan masa-masa Bierhoff di Ascoli. Pasalnya, penampilannya di klub tersebut berhasil menarik perhatian pelatih Udinese saat itu, Alberto Zaccheroni.
Ini adalah kesempatan besar bagi Bierhoff untuk kabur dari Ascoli, karena segelintir suporter menyebutnya pengecut hanya karena tidak bermain akibat cedera. Mereka bahkan bersiul padanya saat sesi latihan.
Beruntung, ia memiliki dua rekan yang bertindak sebagai penasihat sekaligus kawan curhatnya, yakni Paolo Benetti dan Luca Marcato. Bierhoff sangat bersyukur masih memiliki tempat untuk berbagi isi hatinya.
Keputusan Bierhoff untuk pindah ke Udinese pun tepat. Kariernya mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan dan mmembawanya pula ke pintu Timnas Jerman yang ditangani Berti Vogts.
Super Sub Euro 1996
Selain kemampuan aerialnya, Oliver Bierhoff juga dikenal sebagai pemain super sub yang sempat gemparkan turnamen final Euro 1996 kontra Republik Ceko.
Ia masuk sebagai pemain cadangan pada menit ke-69 untuk menggantikan Mehmet Scholl. Pada waktu itu, Timnas Jerman masih tertinggal dengan skor 0-1 akibat gol yang diciptakan pemain Republik Ceko, Patrik Berger.
Ternyata, masuknya Bierhoff membawa tuah baik untuk Jerman. Ia menyamakan kedudukan dengan menjebol gawang lawan pada menit ke-73.
Bukan hanya itu, mungkin tidak pernah terbesit di benaknya bahwa ia bakal jadi pahlawan hebat Timnas pada saat itu. Mencetak golden goal pada menit ke-95 membuat publik dan suporter Jerman bersorak gembira.
Skor akhir 2-1 bertahan sampai pertandingan selesai. Timnas Jerman menjuarai gelaran Euro 1996 berkat sang super sub, Oliver Bierhoff.
Karier setelah Udinese
Setelah masa-masanya di Udinese berkahir, Bierhoff kemudian merapat ke raksasa Liga Italia, AC Milan. Bersama Rossoneri, ia pun akhirnya mencicipi betapa indah dan nikmatnya gelar Serie A, yakni pada 1998-1999.
Sebelum memutuskan pensiun di penghujung musim 2002-2003, Bierhoff sempat pula membela klub AS Moncao dan Chievo.