INDOSPORT.COM – Barcelona kembali menyulut api perselisihan dengan Neymar. Kali ini raksasa Liga Spanyol itu menuntut eks pemainnya ini membayar kelebihan gaji sebesar 166 miliar rupiah.
Dilansir dari Sportsnet, Barcelona baru-baru ini menjalani audit keuangan yang dilakukan oleh Agensi Pajak Pemerintah Spanyol (AEAT). Hasil audit menyatakan bahwa Barcelona salah menghitung pajak pemain asal Brasil itu dan kelebihan membayar sang pemain hingga tahun finansial 2015 dengan nominal mencapai 10 juta euro atau sekitar Rp166 miliar.
Blaugrana sepertinya tidak rela jika uang itu dikantongi cuma-cuma oleh Neymar, sehingga pihaknya telah meminta sang pemain untuk segera mengembalikannya.
Nah, demi mendapatkan uang kelebihan itu kembali, Barca mungkin tak segan untuk mengambil tindakan lewat meja hijau. Mereka juga dikejar waktu untuk merampungkan masalah ini secara mungkin.
Bila hal ini tak diselesaikan, Barca bisa dianggap “menyumbang” Neymar dengan angka tersebut. Padahal nominal itu bisa dipenuhi oleh Neymar maka krisis keuangan yang dihadap Barca bisa sedikit mereda.
Diketahui, Barcelona saat ini memang sedang sekarat keuangannya akibat pandemi virus corona. Mereka kehilangan pemasukan dari tiket pertandingan karena laga masih belum boleh dihadiri penonton.
Selain itu, penjualan merchandise juga mengalami penurunan karena store resmi mereka tutup. Imbasnya, Barca harus memberlakukan pemotongan gaji sebesar 70 persen ke para pemainnya.
Ini bukan kali pertama Neymar menghadapi masalah perdata. Penyerang Paris Saint-Germain itu ketahui masih memiliki hutang besar terhadap kas negara Spanyol, lebih dari 34,6 juta euro.
Neymar pernah bermain untuk Barcelona sejak dirinya direkrut dari Santos dengan mahar 86 juta pounds pada 2013 lalu. Kebersamaan itu terjalin selama empat musim.
Pada tahun 2017, Neymar menerima pinangan tim raksasa Prancis, PSG, yang siap menebusnya dengan mahar 222 juta euro. Nilai tersebut membuatnya jadi pemain termahal di dunia sampai sekarang.
Akan tetapi kepindahannya itu berbuntut masalah hukum dengan Barca. Sampai akhirnya pada Juni kemarin, Barca memenangi kasus di pengadilan terkait sengketa kontrak Neymar.
Barcelona diminta Neymar tetap membayar uang pengabdian sebesar 6,7 juta euro atau sekitar Rp 111 miliar, tapi akhirnya tidak jadi.