INDOSPORT.COM - Klub Serie A Italia, Inter Milan, tengah limbung awal musim ini, kondisi tersebut pun membuat pelatih Antonio Conte dalam tekanan.
Klub raksasa Serie A Italia, Inter Milan, tengah limbung. Nerazzurri cuma mampu memetik satu kemenangan dari delapan laga terakhirnya di semua kompetisi.
Skuad asuhan Antonio Conte tampil kurang impresif sebulan terakhir. Teranyar, klub berjuluk La Beneamata ini hanya bisa bermain imbang saat bertandang ke markas Atalanta pada laga lanjutan pekan ketujuh Liga Italia 2020/21.
Mereka hanya meraih kemenangan atas Genoa (2-0) dalam delapan laga terakhir. Dari delapan laga itu, dua di antaranya mereka kalah dari AC Milan (1-2) dan Real Madrid (3-2).
Posisi Inter di klasemen Serie A Italia pun kini stagnan di posisi ketujuh. Mereka tertinggal lima angka dari AC Milan yang ada di puncak dengan 17 poin.
Pelatih Antonio Conte pun dalam sorotan tajam. Banyak yang menilai, hasil jeblok yang diraih Inter Milan disebabkan tak maksimalnya taktik eks pelatih Juventus tersebut.
Dan sepertinya, hal tersebut ada benarnya. Berikut kami rangkum tiga 'dosa' Antonio Conte yang membuat Inter Milan kesulitan musim ini.
1. Bertaruh pada Pemain Uzur
Para fans menilai, salah satu kekeliruan Antonio Conte musim ini adalah dengan bertaruh pada pemain uzur. Keputusan membeli Arturo Vidal dianggap keputusan kurang tepat.
Inter juga dipertanyakan dengan tetap mempertahankan Radja Nainggolan, Alexis Sanchez, Christian Eriksen. Belum lagi ada nama Ashley Young. Padahal, pada bursa transfer lalu mereka berkesempatan mendatangkan pemain seperti Sandro Tonali.
Keinginan Conte untuk segera menghadirkan trofi bagi Inter Milan seperti menjadi bumerang bagi mereka. Inter membutuhkan pemain-pemain muda potensial untuk menemani talenta yang sudah ada seperti Nicolo Barella dan Alessandro Bastoni.
2. Lini Depan Kurang Klinis
Tak bisa disangkal, duet Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez begitu menakutkan musim lalu. Namun, pada musim ini, keduanya terlihat kesulitan.
Persentase konversi gol kedua pemain ini masing-masing hanya sekitar 30 persen dari peluang yang diciptakan. Sementara striker lain di Liga Italia seperti Andrea Belotti, Zlatan Ibrahimovic, dan Cristiano Ronaldo menyentuh di atas 50 persen.
Menjadi PR bagi Antonio Conte untuk memperbaiki penyelesaian akhir timnya. Padahal, inter secara statistik mencetak cukup banyak gol awal musim ini.
Namun, sayangnya, jumlah itu harusnya bisa lebih banyak lagi andai para strikernya lebih tajam. Sebab, berulangkali mereka kehilangan poin karena gagal 'membunuh pertandingan' karena tak mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada.
3. Kurangnya Fleksibiltas Taktik
Antonio Conte dikenal sebagai pelatih yang saklek menggunakan formasi 3-5-2. Di masa silam, ia begitu sukses dengan formasi andalannya ini.
Formasi 3-5-2 memang menghadirkan banyak kelebihan seperti di antaranya transisi menyerang dan bertahan yang lebih baik. Namun, akan jadi masalah jika taktik seperti ini sudah terbaca musuh.
Pada musim ini, hampir 50 persen penguasaan bola Inter Milan ada di lini tengah mereka. Itu artinya, Inter terlalu berkutat dengan lini tengah.
Inter Milan bermain lebih lambat dengan gaya konservatif ala 3-5-2. Inter Milan dituntut untuk lebih tampil agresif.
Dan yang terpenting, Antonio Conte harus punya formasi cadangan alias Plan B apabila formasi andalannya tersebut tidak bekerja dengan baik.