INDOSPORT.COM – Manajemen PSIS Semarang tampaknya cukup trauma dengan ditundanya lanjutan kompetisi Liga 1 2020 pada akhir September silam.
Salah satu dampaknya yakni manajemen Laskar Mahesa Jenar tidak mau membuat program latihan apabila kompetisi Liga 1 2020 benar-benar dilanjutkan pada Bulan Februari.
Menurut Yoyok Sukawi selaku CEO PSIS, pihaknya tidak ingin kembali menjadi korban baik secara finansial mau pun mental.
Mereka pun memilih menggelar latihan apabila benar-benar ada kepastian terkait kompetisi Liga 1 dari pihak yang berwenang seperti federasi, pemerintah, satuan tugas Covid-19, dan Kepolisian.
“Kalau PSIS persiapannya menunggu jelas dulu semuanya. Tidak seperti kemarin. Kami tidak mau kena prank lagi,” ujar Yoyok Sukawi saat ditanya terkait persiapan tim apabila Liga 1 jadi digelar di Bulan Februari.
“Daripada terkena PHP (red-Pemberi Harapan Palsu) seperti kemarin. Kami tunggu benar nggak kick off di Bulan Februari. Kalau benar, baru kami akan latihan,” imbuh pria berusia 42 tahun tersebut.
Terkait kondisi pemain, Yoyok Sukawi juga percaya bahwa pemainnya merupakan pemain profesional yang tetap menjaga kondisi walaupun tidak ada kompetisi sehingga ia yakin persiapan mepet tak akan menjadi masalah.
“Soal kondisi pemain? Pemain PSIS itu semua sudah profesional. Mereka pasti kondisi kalau tidak ada kompetisi seperti sekarang,” tandasnya.
Sebelumnya, Yoyok Sukawi memang pernah mengatakan bahwa tertundanya kompetisi Liga 1 2020 secara mendadak membuat keuangan PSIS menjadi berantakan.
Pasalnya, untuk memulai sebuah persiapan, PSIS kabarnya harus merogoh kocek yang cukup dalam hanya untuk operasional klub selama latihan. Imbas terbesarnya yakni gaji Hari Nur Yulianto dkk. terlambat dibayarkan pada Bulan November 2020 kali ini.
“Iya memang di Bulan November ini ada keterlambatan menggaji pemain. Memang baru kali ini kami telat bayar gaji karena saya sudah menyampaikan sebelumnya bahwa keuangan PSIS cukup terdampak akibat prank kompetisi yang mendadak tidak boleh diputar pada akhir September lalu,” kata Yoyok Sukawi beberapa waktu lalu.
Yoyok Sukawi juga mengaku sebagian pemegang saham PSIS sampai rela menjual aset pribadi untuk menutup operasional klub di tengah ketidakpastian kompetisi seperti saat ini.