INDOSPORT.COM – Donny van de Beek seakan ingin membuktikan kualitasnya dan menunjukkan kepada Ole Gunnar Solskjaer bahwa dirinya pantas bermain usai membantu Manchester United menumbangkan Istanbul Basaksehir.
Pada laga keempat grup H Liga Champions 2020/21, Rabu (25/11/20), Man United menjamu Basaksehir di Old Trafford. Menghadapi lawan terlemah di grup ini, Solskjaer menurunkan para pilar utamanya.
Dari 11 starter yang ia mainkan, tiga di antaranya adalah rekrutan anyar di musim panas 2020 lalu yakni Van de Beek, Alex Telles dan Edinson Cavani.
Ketiganya mampu tampil solid dalam laga ini. Dari ketiga pemain tersebut, mungkin Van de Beek saja yang paling menonjol perannya di laga ini.
Pemain berusia 23 tahun tersebut turun sebagai gelandang nomor 8 atau Box-to-Box berdampingan dengan Fred. Van de Beek menempati posisi Paul Pogba yang memang tak masuk dalam skuat di laga ini.
Memang Van de Beek tak mencetak gol ataupun membuat assist. Namun perannya di lini tengah, sebagai gelandang bernomor 8, memberi warna tersendiri dalam skema permainan Man United.
Bahkan apa yang ditampilkan Van de Beek sendiri mendapat pujian setinggi langit dari Solskjaer yang menyebut pemain asal Belanda ini dan Cavani mulai terbiasa dengan skema permainan yang ia terapkan.
“Kedua pemain itu mulai terbiasa dengan cara yang ingin kami lihat. Donny bisa bermain di posisi berbeda dan Edinson adalah pemain nomor sembilan yang baik. Kami sudah lama tidak memiliki pemain seperti itu,” tutur Solskjaer.
Pernyataan Ole Gunnar Solskjaer pun seakan menjadi bentuk kepuasannya terhadap progres Donny van de Beek di Manchester United. Namun, kepuasan itu takkan tercapai tanpa adanya pembuktian yang tercipta di laga melawan Istanbul Basaksehir.
Van de Beek memang bermain penuh selama 90 menit. Namun kualitas yang ia miliki terlihat jelas dalam 60 menit pertama, atau tepatnya sebelum Bruno Fernandes ditarik keluar.
Saat Van de Beek tiba, banyak yang meragukan bagaimana ia dan Bruno Fernandes bisa bermain bersama. Apalagi dugaan ini lahir seiring pengetahuan bahwa keduanya berposisi sama.
Namun, kembali ke pernyataan Solskjaer, Van de Beek menunjukkan kualitasnya bahwa ia bisa bermain di mana saja di lini tengah, termasuk menjadi pemain yang sedikit bertahan.
Dalam skema 4-2-3-1, Van de Beek berada di depan empat bek bersama Fred. Tugasnya pun sebagai pemutus alur serangan lawan. Namun, mantan pemain Ajax Amsterdam tampil lebih baik dari peran tersebut.
Van de Beek seakan menjadi penghubung dan menjadi sosok utama atau pembangun serangan Man United di laga melawan Istanbul Basaksehir.
Anggapan bahwa dirinya takkan bisa bermain dengan Bruno Fernandes pun dipatahkan oleh Van de Beek sendiri. Di laga melawan Basaksehir, ia menjadi pemain yang paling sering memberi bola ke Bruno Fernandes yang bertugas menjadi kreator di sepertiga akhir lapangan.
Dengan kata lain, umpan yang diberikan Van de Beek adalah umpan ke depan atau progresif yang membuat serangan Man United berjalan cepat. Hal yang tak terlihat saat Paul Pogba, Nemanja Matic, ataupu Scott McTominay dan Fred bermain bersama.
Kemampuan Van de Beek mengirim umpan pun terbukti dari tingkat akurasi umpannya yang mencapai 88 persen. Dari 56 umpan sukses, dua di antaranya adalah umpan kunci .
Bisa disimpulkan, Van de Beek seakan membuktikan bahwa dirinya benar-benar berguna bagi Man United saat memainkan strategi menyerang. Kemampuan dribbling dan umpan progresi akurat menjadi senjata yang wajib dipakai Solskjaer.
Mungkin ada baiknya Ole Gunnar Solskjaer mengenyampingkan kata ‘adaptasi’ dari sosok Donny van de Beek. Setidaknya, apa yang ia tampilkan di laga Manchester United vs Istanbul Basaksehir menjadi bukti transfernya bukanlah sekadar pemuas dahaga pendukung Setan Merah akan pemain baru.