INDOSPORT.COM - Lini depan AC Milan sepanjang akhir 1980-an sampai awal 1990-an alias era "Il Grande Milan" identik dengan Marco van Basten.
Maklum, striker berpaspor Belanda itu memang tajam dan berandil besar mendatangkan sederet trofi bergengsi, mulai dari Serie A Italia, Liga Champions, Supercoppa Italiana, Piala Super Eropa, hingga Piala Interkontinental.
Salah satu aksi Van Basten yang paling melekat dalam ingatan para Milanisti generasi itu adalah sewaktu mengukir empat gol ke gawang klub Swedia, IFK Goteborg, dalam pertandingan fase grup Liga Champions 1992-1993, 25 November 1992.
Torehan istimewa Marco van Basten bermula pada menit ke-33 ketika ia sukses membuka skor melalui sepakan kaki kiri sambil menjatuhkan diri setelah melakukan kerja sama satu-dua dengan Jean-Pierre Papin.
Kebuasan Van Basten makin menjadi-jadi usai turun minum. Dia melakukan pergerakan berbahaya di jantung pertahanan Goteborg sehingga memaksa bek lawan melanggarnya dan berbuah penalti buat AC Milan pada menit ke-53.
Van Basten maju sebagai eksekutor dan menuntaskan tugasnya dengan baik. Penyerang yang kala itu masih berusia 28 tahun tersebut secara cerdik melepaskan tembakan mendatar ke arah kiri untuk memperdaya kiper IFK Goteborg, Thomas Ravelli.
Pesta gol Van Basten berlanjut delapan menit kemudian, bahkan lebih spektakuler. Dia membukukan gol ketiga alias hattrick via tendangan akrobatik menyambut umpan silang Stefano Eranio.
Tidak berhenti di situ, Van Basten kembali menggetarkan jala gawang Goteburg berselang beberapa detik usai gol akrobatik. Dia pun mengukir tinta emas di buku sejarah Liga Champions sebagai pemain pertama yang mampu mencetak empat gol dalam satu pertandingan atau quattrick.
He is the first player to score 4⃣ goals in a #UCL match
— AC Milan (@acmilan) July 22, 2018
Guess who is the #HiddenPlayer!
👤🔴⚫
È il primo giocatore ad aver calato un poker in Champions ⚽ ⭐
Indovina chi è il rossonero nascosto! pic.twitter.com/giQn5qdFWc
Saking cemerlangnya, penampilan Marco van Basten menuai apresiasi tinggi dari juru taktik AC Milan kala itu, Fabio Capello. Hal ini terbilang langka mengingat sang pelatih terkenal pelit dalam melontarkan pujian kepada siapa pun.
“Saya memberikan rapor 9,5 kepada Van Basten malam itu. Saya tak memberinya rapor 10 karena saya meyakini tidak ada sesuatu yang sempurna dalam kehidupan ini,” kata Fabio Capello.
Sekadar mengingatkan, selain Marco van Basten, pemain-pemain lain yang pernah mencatat quattrick di Liga Champions antara lain Simone Inzaghi (Lazio; 1999-2000), Dado Prso (AS Monaco; 2003-2004), serta Ruud van Nistelrooy (Manchester United; 2004-2005).
Berikutnya ada Andriy Shevchenko (AC Milan; 2005-2006), Lionel Messi (Barcelona; 2009-2010), Bafetimbi Gomis (Olympique Lyon; 2011-2012), Mario Gomez (Bayern Munchen; 2011-2012), Robert Lewandowski (Borussia Dortmund; 2012-2013), Zlatan Ibrahimovic (PSG; 2013-2014).
Lalu Cristiano Ronaldo (Real Madrid; 2015-2016), Serge Gnabry (Bayern Munchen; 2019-2020), Robert Lewandowski (Bayern Munchen; 2019-2020), dan Josip Ilicic (Atalanta; 2019-2020).
Kembali ke AC Milan edisi 1992-1993, yang notabene pembuka era Liga Champions (sebelumnya Piala Champions sejak 1955), trofi juara gagal mereka bawa pulang meski mampu menembus final. Marco van Basten dkk. dijegal Olympique Marseille dengan skor tipis 0-1.
Susunan Pemain:
AC Milan (4-4-2): 1-Antonioli; 2-Tassotti, 6-Baresi, 8-Rijkaard, 5-Costacurta (13-Nava 66'); 7-Lentini (16-Simone 73'), 4-Albertini, 11-Eranio; 3-Massaro, 9-Van Basten, 10-Papin
Cadangan: 12-Rossi, 14-Gambaro, 15-Donadoni
Pelatih: Capello
IFK Goteborg (4-5-1): 1-Ravelli; 2-Johansson, 5-Kamark, 3-Pedersen, 4-Svensson; 6-Eriksson, 10-Andersson, 8-Mild, 9-Nilsson, 7-Rehn (15-Leksell 68’); 11-Ekstrom
Cadangan: 12-Last, 13-Bengtsson, 14-Eskelinen, 16-Stojcevski
Pelatih: Gustafsson
Stadion: San Siro (55.697)
Gol: Van Basten 33’, 53’ pen., 61’, 62’
Wasit: Van den Wijngaert (Bel)
Kartu Kuning: Ravelli (G)
Kartu Merah: -