INDOSPORT.COM - Di masa silam, klub Serie A Liga Italia, AC Milan, memiliki ikatan begitu erat dengan pemain dari tanah Skandinavia, dan di masa kini, tradisi itu pun tengah ingin dirajut kembali oleh Rossoneri.
AC Milan merupakan salah satu tim Italia yang besar karena jasa pemain asing. Dalam sejarahnya, AC Milan pernah meraih dua periode kejayaan yang dimotori pemain-pemain asing.
Secara khusus, I Rossoneri pernah begitu melekat dengan trio Belanda. Bersama trio dari negara ini, AC Milan pernah dijuluki sebagai The Dream Team alias tim impian.
Di bawah asuhan Arrigo Sacchi dan Fabio Capello, AC Milan di era The Dream Team merebut 3 gelar Scudetto, 3 Liga Champions, Piala Super Eropa, Piala Interkontinental, dan Piala Super Italia.
Trio Belanda tersebut dimotori oleh Ruud Gullit, Marco van Basten, dan Frank Rijkaard. Namun, jauh sebelum era kejayaan tersebut, AC Milan telah merasakan kejayaan pertamanya pada dekade 50-60-an.
Secara khusus, I Rossoneri pernah begitu melekat dengan trio Skandinavia, yakni negara Swedia. Jika kita putar kembali ingatan di awal tahun 1950-an, maka akan banyak catatan beraroma Swedia yang cukup bersejarah di AC Milan. Trio GreNoLi pernah bertanggung jawab atas awal sukses besar Milan di dekade 50-an.
Mereka adalah Gunnar Nordahl, Gunnar Gren, dan Nils Liedholm yang kemudian dikenal dengan Trio GreNoLi. Awal kisah sukses Trio GreNoLi sendiri bermula pada penampilan apik mereka di Olimpiade London 1948.
Kala itu, ketiganya sukses mengantarkan Swedia meraih emas usai mengalahkan Yugoslavia di final. Milan kemudian kepincut dengan permainan ketiganya yang saat itu masih bermain di IFK Norkopping, klub lokal Swedia.
Nordahl datang lebih awal di awal musim 1948/49 untuk membela Rossoneri. Setahun kemudian, dua rekannya menyusul di awal musim 1949/50. Debut awal trio ini terjadi di bulan September 1949, kala Milan menghadapi Sampdoria.
Pencapaian puncak Trio GreNoLi terjadi di musim 1950/51, kala membantu Milan meraih scudetto keempat mereka sepanjang sejarah. Mereka akhirnya harus bercerai pada tahun 1953, setelah Gunnar Gren memutuskan hengkang di tahun 1953.
Sementara Nordahl tetap menjadi bagian dari Milan hingga tahun 1956 sebelum bergabung dengan AS Roma. Namun pencapaiannya bersama Milan cukup membuatnya menjadi legenda di Negeri Pizza.
Nordahl menjadi top skor selama lima musim beruntun sejak musim 1949/50 – 1954/55. Total Nordahl mengemas 210 gol dalam 257 laganya bersama I Rossoneri.
Sementara Liedholm menghabiskan sisa kariernya bersama Milan. Playmaker yang disegani di masanya ini pensiun bersama Milan di tahun 1961.