In-depth

Serangan Jantung yang Akrab dengan Dunia Sepak Bola

Minggu, 29 November 2020 11:47 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Shutterstock
Ilustrasi pemain sepak bola terkena serangan jantung Copyright: © Shutterstock
Ilustrasi pemain sepak bola terkena serangan jantung

INDOSPORT.COM – Kabar duka kembali menghinggapi sepak bola Indonesia. Usai berpulangnya Ricky Yacobi, kini sepak bola Tanah Air kehilangan salah satu putra terbaiknya yakni legenda Barito Putera, Jusub Luluporo.

Jusub Luluporo adalah pesepak bola aktif pada era 1990-an, dan menjadi salah satu pemain yang membawa prestasi tertinggi untuk Barito Putera, kala menjadi semifinalis Liga Indonesia (Liga Dunhill) 1994-1995.

Jusub Luluporo meninggal dunia dalam usia 47 tahun akibat serangan jantung ketika sedang bermain sepak bola di Lapangan Mini Soccer Green Yakin KM 11, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Kala itu, Jusub Luluporo tengah menjajal laga persahabatan, di mana ia membela Poltabes FC menghadapi Boss FC, dan sempat mengeluh sedang flu, sesaat sebelum bertanding.

Pesepak bola kelahiran Jayapura itu sempat dilarikan ke RSUD Ulin Banjarmasin, namun dinyatakan meninggal dunia pada pukul 16.45 WITA. Kabar duka ini disampaikan lewat laman Instagram Barito Putera. 

"Iya, serangan jantung pas main di Green Yakin, ketika bermain dengan Boss FC, dan sempat dibawa ke RSUD Ulin," ucap salah satu legenda Barito Putera lainnya, Frans Sinatra Huwae, via Apahabar.com.

Berpulangnya Jusub Luluporo akibat serangan jantung saat bermain sepak bola pun menambah daftar panjang para pemain yang pernah terkena . Sebelumnya, Ricky Yacobi pun terkena serangan jantung saat tengah merumput, Sabtu (21/11/20) pekan lalu.

Tak hanya di sepak bola tanah air, serangan jantung saat tengah merumput juga banyak dirasakan para pesepak bola Eropa. Ada yang selamat, bahkan ada pula yang meregangkan nyawa.

Salah satu yang paling terngiang adalah kepergian Antonio Puerta pada 2007 silam. Bek milik Sevilla ini mengalami serangan jantung saat sedang bermain di LaLiga Spanyol melawan Getafe.

Saat itu, usia Puerta barulah 22 tahun. Ia mengalami kolaps dan tiba-tiba tersungkur di lapangan. Tim medis pun sempat menolongnya dan Puerta sempat pulih. Sayangnya, di kamar ganti, ia kembali kolaps dan dinyatakan meninggal beberapa hari kemudian.

Dan tak kalah heboh adalah kisah serangan jantung yang menimpa Iker Casillas 2019 silam. Legenda Real Madrid ini mengalami serangan jantung saat menjalani sesi latihan bersama FC Porto.

Ia pun harus menjalani pemulihan dalam waktu cukup lama sebelum memutuskan gantung sepatu. Dalam pengakuannya, Casillas menyebut serangan jantung yang ia alami membuatnya ketakutan setengah mati.

“Ada sensasi setengah detik, atau bahkan tidak, saat Anda menghirup udara dan rasanya berbeda. Saya menyadari bahwa saya kehabisan udara, dan saya mulai berpikir itu mungkin alergi. Kemudian, ketika saya bertemu pelatih kiper, saya merasa dada saya mulai menegang dan saya menyadari bahwa saya kehabisan udara," ungkapnya.

“(Rasanya) seperti Anda berada di dalam kolam dan tiba-tiba Anda ingin keluar dan Anda tidak bisa, sungguh menyedihkan. Nafas saya semakin lama semakin pendek,” kenang Casillas.

Dengan beragam kisah dari legenda sepak bola Indonesia dan para pemain sepak bola Eropa, muncul satu pertanyaan penting. Mengapa serangan jantung begitu akrab menyapa pesepak bola?

Berdasarkan laporan Owen Anderson dalam artikelnya berjudul "Heart Attack Risks Are Greater for Athletes Who compete In Endurance Sports", serangan jantung menghantui hampir seluruh atlet olahraga.

Dalam tulisannya,Owen menyebutkan 1 dari 50.000 atlet olahraga yang bersifat ketahanan seperti balap sepeda, maraton, triatlon, dan lain-lain berisiko tinggi mengalami serangan jantung. Dan tentunya hal ini berlaku dalam sepak bola.

Dalam sepak bola, rata-rata pemain menempuh 9 hingga 12 kilometer jarak per laga. Ditambah adanya Sprint yang menjadi hal utama dalam olahraga yang penuh mobilitas ini.

Ada 3 faktor yang menyebabkan terjadinya serangan jantung atau jantung tiba-tiba berhenti. 3 faktor tersebut ialah:

  • Kardiomiopati Hipertrofik (HCM) yakni kondisi bawaan jantung di mana dinding otot jantung menebal dan mempengaruhi sistem kerja jantung dan menyebabkan detak jantung menjadi cepat
  • Coronary Artery Abnormalities yakni tak adanya aliran darah yang mengalir ke jantung secara normal
  • Karena Keturunan atau Penyakit Bawaan Lahir

Dari ketiga faktor tersebut, menurut British Heart Foundation, HCM menjadi penyebab utama para pesepak bola mengalami serangan jantung. HCM memiliki gejala seperti kelelahan, sesak napas dan dehidrasi. Hal yang umum dialami pesepak bola dengan intensitas latihan tinggi.

Tentunya, faktor-faktor ini menjadi sebuah alarm keras agar setiap klub menjaga pemainnya dan melakukan pemeriksaan rutin agar tak terjadi kasus serangan jantung.

Apalagi dengan hadirnya fakta dari seorang ahli jantung, Prof. Sanjay Sharma yang menyebut bahwa dua hingga tujuh pemain dari 100.000 pesepak bola beresiko tinggi terkena serangan jantung.