INDOSPORT.COM - Real Madrid harus pulang dengan rasa kecewa kala bertandang ke markas Shakhtar Donetsk, di matchday ke-5 Grup B Liga Champions pada Rabu (02/12/20) dinihari WIB di Stadion NSK Olympiyski, Kiev.
Karim Benzema dan kolega kalah 0-2, usai gawang Thibaut Courtois dibobol masing-masing lewat Dentinho dan Manor Solomon.
Hasil ini menjadi kekalahan kedua yang ditelan Real Madrid di Liga Champions musim ini. Menariknya, dua kekalahan tersebut juga mereka dapat dari Shakhtar Donetsk.
Saat pertemuan pertama di Stadion Santiago Bernabeu (21/10/20), El-Real kalah 2-3. Kekalahan dari Shakhtar membuat Madrid tertahan di peringkat tiga klasemen Grup B dengan 7 poin.
Wakil Liga Spanyol itu berada di bawah Borussia Moenchengladbach (8) dan Shakhtar (7), di mana wakil Ukraina itu unggul head-to-head atas Madrid. Real Madrid cuma berada di atas Inter Milan, yang baru mengoleksi 5 poin.
Real Madrid pun terancam terjun ke Liga Europa, andai gagal ke babak 16 besar musim ini. Lantas apa yang menyebabkan tim besutan Zinedine Zidane begitu terpuruk di Liga Champions? berikut INDOSPORT ulas:
1. Renovasi Stadion Santiago Bernabeu
Musim ini Real Madrid membuat keputusan mengejutkan yakni memulai pengerjaan renovasi Stadion Santiago Bernabeu, untuk meningkatkan sejumlah fasilitas salah satunya penambahan kapasitas jumlah penonton dari 80 ribu menjadi 100 ribu, sehingga menambah tinggi stadion hingga 12 meter.
Tahun lalu, sudah ada dua tahap proses pengerjaan yang dilakukan. Pertama adalah menghancurkan lokasi belanja Esquina del Bernabeu.
Selanjutnya bagian atap akan diruntuhkan dan pada musim ini stan baru di sisi Timur akan dibangun.
Dua pilar utama di bagian Barat juga akan diruntuhkan dan digeser lebih ke tengah agar mampu menopang berat atap baru Santiago Bernabeu.
Megaproyek ini menelan biaya hingga Rp8 Triliun dan digadang-gadang jadi stadion termegah di dunia.
Di sisi lain, proyek renovasi yang mengeluarkan biaya sangat besar harus mengorbankan sang empunya stadion yakni Real Madrid.
Pasalnya, mereka harus mengencangkan ikat pinggang untuk pengeluaran gaji pemain maupun belanja pemain, yang berdampak terhadap performa Karim Benzema cs di lapangan.
2. Krisis Keuangan Pandemi Corona
Dampak finansial dari pandemi COVID-19 dan pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung di Stadion Santiago Bernabeu sangat dirasakan Real Madrid.
Membutuhkan pengeluaran biaya yang sangat besar, justru pendapatan El-Real malah melempem karena dua sponsor utama mereka kesulitan bayar kewajibannya yakni Adidas dan Fly Emirates.
Adidas dan Real Madrid memiliki kesepakatan senilai 110 juta euro per tahun untuk tetap menjadi pemasok utama apparel mereka. Sementara Fly Emirates membayar sekitar 40 juta euro per musim untuk menjadi sponsor utama di jersey El Real.
Kedua perusahaan juga telah menderita karena adanya pandemi COVID-19 dan mengalami kesulitan untuk memenuhi pembayaran mereka.
Alhasil Real Madrid harus menerapkan pemangkasan gaji kepada para pemain sebesar 10 persen yang berdampak terhadap performa para pemain.
3. Absen di Bursa Transfer
Akibat situasi di atas, tim Real Madrid kini dihadapkan pada sejumlah masalah. Pelatih Zinedine Zidane wajib putar otak untuk menjaga dan meningkatkan performa Los Blancos tanpa 'amunisi' baru musim ini.
Satu wajah baru dalam skuat Zidane hanya Martin Odegaard yang dalam beberapa musim terakhir dipinjamkan ke klub lain.
Dengan skuat sama dengan yang dia miliki pada musim 2019/20, dan dilepasnya sejumlah pemain, Zidane sudah pasti pusing dengan opsi yang dia miliki di bangku cadangan saat ini.
Di tambah lagi dengan target yang dibebankan klub, di mana Madrid harus bisa bersaing dengan Bayern Munich, Manchester City, PSG dan sejumlah raksasa lainnya di kompetisi kasta tertinggi Eropa, Liga Champions.