INDOSPORT.COM - Eks gelandang Persija Jakarta, Gustavo Chena angkat bicara soal fenomena pemain Brasil yang menggerus talenta Argentina di Indonesia. Chena menilai hal ini lebih kepada faktor agen dan pergerakan selera pasar.
Amerika Selatan cukup dominan dalam menyumbang pemain ke Indonesia. Para pemain itu datang dari Brasil, Argentina, Uruguay dan Paraguay. Ada banyak yang kemudian bertahan di Indonesia, seperti Cristian Goncales, Jacksen Tiago hingga Alfredo Vera.
Namun, seiring berjalannya waktu, pemain asal Brasil sangat dominan. Bahkan di Liga 1 2020, ada 24 pemain asing asal Brasil, sebelum kemudian tiga nama memilih hengkang karena kompetisi tak jalan.
Sementara pemain Argentina terus merosot. Empat pemain yang sempat gabung klub Liga 1 2020 akhirnya hengkang. Tinggal tersisa Brian Federico Ferreira yang memiliki darah Argentina, namun di Persela terdaftar sebagai pemain berpaspor Iraq.
Situasi ini berbanding terbalik dengan awal 2000 lalu. Jumlah pemain Argentina cukup bisa menandingi wakil Brasil. Salah satunya tim Persija Jakarta musim 2004 yang menggunakan lima pemain asal Argentina, yakni Emmanuel De Porras, Gustavo Hernan Ortiz, Maximiliano Gomez, Matias Chaves dan Gustavo Chena.
Dari lima pemain tersebut, Chena paling lama berkarir di Indonesia. Dia turut berkomentar mengenai turunnya jumlah pemain Argentina yang berkarir di Indonesia. Chena menilai hal ini bukan soal kualitas pemain.
"Dulu pernah banyak pemain Argentina di Indonesia, mengalahkan pemain Brasil. Sekarang berganti lagi, datang pemain dari negara-negara lain. Mungkin ini lebih ke agen yang bawa banyak pemain dari Brasil dan ada kecocokan," ucap Chena.
Situasi ini bukan saja terjadi di Indonesia. Banyak negara-negara di Asia juga didominasi pemain asing dari Brasil. Di Liga Thailand, ada 27 pemain asal Brasil. Satu pemain asal Argentina di tim Buriram United, Bernardo Cuesta sudah digantikan pemain Eropa.
"Menurut saya, kita kalah jumlah saja, tapi kalau kualitas, pemain Argentina tidak kalah dari pemain Brasil," tutur Chena.
Chena termasuk salah satu warga Argentina yang masih tertarik berkarir di Indonesia. Bukan pemain, namun sebagai pelatih. Tahun ini, pemegang lisensi A CONMEBOL ini hampir saja melatih Tira Persikabo U-20. Namun kemudian batal karena Elite Pro Academy (EPA) 2020 batal digulirkan.